Belakangan, pada Senin, Rumah Sakit Rikshospitalet Norwegia melaporkan kematian seorang lain yang telah divaksin AstraZeneca dengan gejala sama: pembekuan darah parah, pendarahan dan trombositopenia atau penurunan jumlah platelet darah di bawah batas minimal (low platelet count).
Di Belanda, sebuah laboratorium yang memantau penggunaan bahan farmasi menyatakan telah menerima laporan 10 kejadian pembekuan darah pada peserta vaksinasi Covid-19 dengan vaksin AstraZeneca. Tapi, tidak ada yang sampai memiliki kondisi trombositopenia seperti yang dilaporkan di Norwegia dan Denmark.
Belanda memutuskan pada akhir pekan lalu bergabung dengan negara lainnya yang membekukan sementara program vaksinasinya yang memakai vaksin AstraZeneca. Keputusan diambil hanya beberapa hari setelah menteri kesehatannya mengatakan tidak ada yang perlu dicemaskan dari suntikan vaksin AstraZeneca.
Dalam pernyataan yang diberikannya Kamis 11 Maret 2021, Pemerintah Denmark menekankan kalau mereka tidak memiliki motif apapun terhadap vaksin AstraZeneca menyusul penghentian sementara penggunaan vaksin itu. Ditegaskannya kalau vaksin terbukti lewat uji klinis aman dan berkhasiat.
Baca juga:
4 Pertanyaaan untuk Vaksin AstraZeneca Gara-gara Dosis Menyimpang
"Namun, Otoritas Kesehatan Denmark dan Badan Obat Denmark harus bereaksi atas laporan dari Denmark dan negara lain di Eropa mengenai kemungkinan efek samping yang parah (dari vaksin AstraZeneca). Ini adalah indikasi yang jelas bahwa sistem pengawasan bekerja," kata Søren Brostrøm, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark.
CNN | NYTIMES | DANISH HEALTH AUTHORITY