TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kembali menegaskan derajat ancaman mutasi virus corona Covid-19 varian N439K yang telah lama menyebar di Indonesia. Varian mutasi itu disebutnya belum menjadi perhatian dunia berdasarkan laju penularan dan tingkat keparahan infeksi.
"Banyak varian baru yang hilangnya cepat. Setahu saya ini (N439K) juga salah satu varian yang hilangnya cepat," kata Budi Gunadi saat jumpa pers yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara daring diikuti di Jakarta, Jumat 19 Maret 2021.
Menkes menyatakan itu menjawab laporan Satgas Ikatan Dokter Indonesia (Satgas IDI) yang menyebut kemunculan 48 kasus infeksi virus Covid-19 jenis N439K di Indonesia. Budi mengatakan virus yang kali pertama dilaporkan di Skotlandia pada Maret 2020 itu sebenarnya sudah cukup lama masuk ke Indonesia.
Dalam keterngan sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan mutasi virus corona N439K telah ada di Indonesia sejak November 2020. Kemunculannya bahkan lebih dulu terdeteksi daripada varian B.1.1.7 di Inggris.
Namun, Budi Gunadi mengatakan, tidak seperti B.1.1.7 yang memiliki kemampuan menginfeksi sel 70 persen lebih tinggi daripada varian awal virus Covid-19, varian N493K tidak masuk radar Badan Kesehatan Dunia. "Bukan bagian dari Variant of Interest (VOI) dan Variant of Concern (VOC) WHO," katanya.
VOI merupakan salah satu instrumen WHO dalam mengklasifikasikan mutasi virus yang terbukti menyebabkan penularan. Mutasi virus bisa naik statusnya menjadi VOC jika terbukti memiliki tingkat penularan dan keparahan lebih tinggi serta menjadi ancaman pada mekanisme penanganan kesehatan.
"Mutasi itu sudah ada ratusan bahkan mungkin ribuan jumlahnya," kata Menkes sambil menambahkan, "WHO ada protokol standar, ada yang masuk VOI karena mereka ada potensi penularan dan tingkat fatalitasnya tapi masih dugaan. WHO akan teliti lebih dalam untuk strain baru yang masuk (klasifikasi) VOI."
Jika nanti terbukti bisa meningkatkan laju penularan atau fatalitas, varian tersebut akan masuk dalam klasifikasi VOC. "Ini yang diberitahukan kepada dunia agar diwaspadai," katanya sambil menegaskan varian virus Covid-19 jenis N439K hingga saat ini tidak masuk dalam klasifikasi VOI maupun VOC di WHO.
Baca juga:
Virus Corona Covid-19 Hybrid Ditemukan di Amerika, Rekombinasi Dua Varian
Selain B.1.1.7 dari Inggris, varian virus corona Covid-19 hasil mutasi lainnya yang masuk radar WHO saat ini adalah yang berasal dari Brasil dan Afrika Selatan.