TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjalani pengambilan sampel darah untuk pengukuran efikasi vaksin Sinovac setelah enam bulan uji klinis, Senin 22 Maret 2021. Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, adalah satu dari antara 1.603 relawan uji klinis fase 3 dari vaksin buatan Cina itu di Kota Bandung.
Seperti tahapan-tahapan sebelumnya, Ridwan Kamil datang dan menjalani tahapan kemarin bersama pejabat Forum Komunikasi Daerah Jawa Barat lainnya yang juga menjadi relawan uji klinis vaksin yang sama. “Masih terus ada proses sampai setahun nanti, jadi relawan ini belum berhenti,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga:
Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19 Jadi 95 Orang
Dia merujuk kepada informasi bahwa akan ada sekali suntikan atau satu dosis tambahan lagi yang akan diberikan pada Agustus 2021 nanti. Suntikan booster tersebut sebagai proses perpanjangan uji klinis seperti yang diminta dilakukan WHO kepada tim riset.
“Karena di berbagai kondisi, ada potensi antibodi kalau sudah kelamaan dia turun. Supaya tidak mendekati nol, di-boost lagi satu dosis,” kata Ridwan Kamil mengulangi penjelasan yang diterimanya dari tim riset dari Universitas Padjadjaran.
Dalam tahapan kemarin, tim riset itu juga sejatinya membuka data uji double blind, yaitu siapa dapat suntikan vaksin, siapa yang hanya plasebo dalam uji. Mereka yang terungkap berada di kelompok plasebo akan mendapatkan vaksinasi Sinovac. Yang terima dosis vaksin ditawarkan untuk lanjut riset enam bulan lagi.
Ridwan Kamil mengaku tidak bisa bicara blak-blakan perihal data double blind itu. Dia berdalih rahasia pasien. "Tapi kalau mau saya sampaikan secara apa adanya, ya tubuh saya sudah mengandung vaksin,” kata dia, Senin 22 Maret 2021. Ini sesuai pengakuan sebelumnya yang kemudian dibantah tim riset dengan menyatakan data benar-benar rahasia tanpa diketahui peserta maupun tim riset.
Baca juga:
Ketua Tim Riset Bantah Pengakuan Ridwan Kamil Sudah Disuntik Vaksin
Ridwan Kamil juga mengaku, selama menjadi relawan vaksin Covid-19, tubuhnya terasa lebih sehat karena dipaksa terus berolahraga. Hasilnya, setahun ini tidak ada gejala Covid-19 yang dirasanya. "Ya mungkin, ini pesan ya, sambil kita divaksin, kita jaga olahraga, tetap pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan dan lain-lain," katanya.