TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Tim Riset Vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Eddy Fadlayana memberi klarifikasi soal 95 orang relawan uji klinis yang terpapar Covid-19.
Baca:
Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19 Jadi 95 Orang
Menurutnya, angka 95 itu belum valid. “Jumlah 95 itu baru data-data kasar yang belum diverifikasi,” katanya, Selasa, 23 Maret 2021.
Sebelumnya, Ketua Tim Riset itu Kusnandi Rusmil, mengatakan ada 95 orang relawan yang terpapar Covid-19. Namun tidak dijelaskan rinci berapa jumlah relawan yang terpapar dari kelompok vaksin dan plasebo.
Pada laporan hasil uji vaksin tiga bulan sebelumnya, tim menyampaikan ada 25 orang relawan yang terpapar Covid-19. Rinciannya tujuh relawan yang mendapat vaksin, 18 lainnya yang disuntik plasebo atau berisi air.
Eddy mengatakan, relawan uji klinis ada yang dilaporkan terpapar Covid-19 dalam perjalanan riset yang dimulai Agustus 2020. Semua data laporan kasus Covid-19 di kalangan relawan itu hingga kini masih dikumpulkan. Langkah selanjutnya, kata Eddy, laporan kasus Covid-19 itu diperiksa.
“Dari pemeriksaan fisiknya apa yang didapatkan benar enggak, nanti cek lagi ke dokter yang memeriksanya, periksa hasil labnya, itu kan belum semua,” ujarnya. Tim melibatkan dokter spesialis penyakit dalam untuk menentukan apakah relawan benar terpapar Covid-19 atau tidak.
Proses klarifikasi laporan kasus Covid-19 pada relawan uji vaksin Sinovac itu dilakukan secara bertahap sejak pekan lalu. Pemeriksaan laporan kasus itu seiring pembukaan data secara personal ke relawan, apakah termasuk kelompok penerima vaksin atau bukan dalam uji vaksin selama ini.
Jadi, menurutnya, sekarang belum jelas berapa orang relawan uji vaksin Sinovac di Bandung yang terkonfirmasi Covid-19. “Belum dibuka kan baru sebagian buka data relawan, makanya 95 itu nggak punya nilai apa-apa,” ujar Eddy.
Pembukaan data relawan itu juga akan digunakan untuk mengukur efikasi vaksin. Caranya dengan membandingkan berapa relawan kelompok vaksin dan plasebo yang terpapar Covid-19. Hasil akhir riset selama 6 bulan, kata Eddy, termasuk antibodi dan efikasi vaksin targetnya akan dibuat laporannya pada Mei mendatang.
ANWAR SISWADI