TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat pada Selasa, 23 Maret 2021, Gunung Merapi meluncurkan dua kali awan panas dengan jarak nyaris mendekati 2 kilometer dalam kurun waktu kurang dari dua jam.
Baca:
Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19 Jadi 95 Orang
Pertama, awan panas guguran Merapi pertama terjadi pukul 10.54 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 56 mm dan durasi 141 detik. Cuaca dominan berkabut, estimasi jarak luncur ±1.500 meter ke arah barat daya dengan angin bertiup ke tenggara.
Kedua, awan panas guguran Merapi terjadi lagi pukul 12.02 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 70 mm dan durasi 174 detik. Estimasi jarak luncur 1800 meter ke barat daya dengan angin bertiup ke tenggara.
"Hingga saat ini belum ada informasi kejadian hujan abu dan tingkat aktivitas Merapi masih level III atau Siaga," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida. Cuaca di sekeliling Merapi siang ini dominan berkabut.
Sepanjang periode pengamatan 00.00-06.00 WIB pada hari ini juga masih teramati 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke barat daya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara, yaitu Sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. "Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Hanik.
PRIBADI WICAKSONO
