Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gonjang-ganjing Vaksin AstraZeneca, Giliran Amerika Pertanyakan Data Efikasi

Reporter

image-gnews
Botol berlabel stiker rusak
Botol berlabel stiker rusak "AstraZeneca COVID-19 Coronavirus Vaccine" terlihat di depan bendera Denmark yang dipajang dalam ilustrasi yang ditampilkan pada 15 Maret 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badai belum belum berlalu bagi vaksin AstraZeneca. Setelah sempat diterpa gelombang pembekuan sementara penggunaan vaksin itu di daratan Eropa, aral terkini menghadangnya di Amerika Serikat.

Di Amerika, Institut Penyakit Alergi dan Menular Nasional (NIAID) mempertanyakan kebenaran klaim efikasi vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford tersebut. NIAID menyuarakan seruan dari badan independen pengawas uji klinis setiap vaksin Covid-19 yang dikembangkan di negara itu.

Baca juga:
Heboh Vaksin AstraZeneca dan Penggumpalan Darah, Ini Kronologisnya

Dalam suranya kepada NIAID, badan itu mengungkap penilaiannya kalau AstraZeneca tidak menggunakan data yang terbaru dalam presentasinya sehingga gambaran efikasi vaksin yang disampaikan tidak lengkap. "Kami menyerukan kepada perusahaan untuk berkoordinasi dengan Data Safety Monitoring Board untuk mengkaji ulang dan memastikan data efikasi yang terbaru, yang paling akurat, untuk dipublikasi sesegera mungkin," bunyi pernyataan NIAID pada Selasa 23 Maret 2021.

Direktur institut itu, Anthony Fauci, mengungkapkan kalau DSMB meragukan kesamaan data antara yang disampaikan dalam press release dengan data yang ditunjukkan dari hasil uji terbaru. “Saya terkejut dan kami tidak bisa diam saja," kata Fauci.

Sebelumnya, pada Senin 22 Maret 2021, AstraZeneca mengumumkan hasil analisis awalnya kalau dua dosis vaksin yang dikembangkannya terukur 79 persen efektif mencegah Covid-19. Hasil yang dimaksud berasal dari uji klinis melibatkan 32.449 orang dewasa di Amerika Serikat, Peru dan Cile.

Hasil awal itu juga menyebut tidak ada peserta uji klinis penerima dosis vaksin yang dirawat di rumah sakit atau meninggal karena infeksi virus corona Covid-19. Itu meskipun 60 persen di antaranya terdata memiliki komorbid yang bisa meningkatkan risiko infeksi parah Covid-19 seperti diabetes atau obesitas.

Secara keseluruhan, dari uji itu hanya muncul 141 kasus positif Covid-19, tapi tidak dirinci berapa yang dari kelompok penerima vaksin dan berapa dari penerima plasebo. Yang telah diumumkan adalah tidak ditemukannya bukti beda efikasi dan keselamatan dosis vaksin pada kelompok etnis yang berbeda. Uji dilakukan terhadap para partisipan dari etnis Hispanik (22 persen), kulit hitam ( persen), dan asli Amerika (4 persen).

Baca juga:
Diam-diam, Badan Ini Bekerja Awasi Uji Klinis Vaksin Covid-19

Atas pertanyaan dari NIAID, AstraZeneca menjawab bahwa angka efikasi 79 persen berasal dari analisis sementara terhadap data awal hingga 17 Februari. AstraZeneca mengakui belum merilis hasil final dari uji klinis tersebut. Meski begitu perusahaan itu meyakini, "Hasil final nanti pasti akan konsisten dengan analisis sementara tersebut."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stephen Griffin, virolog dari University of Leeds, Inggris, menilai apa yang dipertanyakan bisa jadi sebatas persoalan teknis. Namun dia menekankan buruknya data hasil uji vaksin AstraZeneca itu dikomunikasikan oleh tim pengembang.

Eric Topol, Direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, AS, mengkritik lebih tajam dengan menyebut data yang kacau. Dia menekan kepada vaksin itu yang sejatinya diharapkan bisa sangat diandalkan di dunia dalam menahan pandemi karena distribusinya yang lebih mudah dan biaya lebih murah--ketimbang vaksin Pfizer dan Moderna.

Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi masal di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Senin, 22 Maret 2021. Pemerintah Provinsi Bali menggelar vaksinasi masal dengan menggunakan vaksin merek AstraZeneca buatan Inggris. Johannes P. Christo

Sebagai catatan, di banyak negara terutama di Afrika, vaksin inilah yang banyak tersedia. Secara keseluruhan vaksin AstraZeneca juga telah diizinkan digunakan di lebih dari 100 pemerintahan di dunia. "Dunia ini, manusia, bergantung kepada vaksin ini. Vaksin ini bernilai bagi 2,5 miliar penduduk Bumi," kata Eric.

Eric memperkirakan data efikasi final vaksin AstraZeneca hanya berada di angka 60-an persen atau sedikit di atas 70 persen saja. Kisaran angka itu akan sejalan dengan uji klinis sebelumnya di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan yang melibatkan 20 ribu partisipan dan melaporkan data efikasi 60-70 persen. Tapi itupun, Eric mengingatkan, data dikumpulkan dari uji dengan jumlah dosis yang berbeda-beda sehingga dilukiskan oleh Badan Pengawas Obat Eropa, "sub-optimal."

Baca juga:
Keputusan Badan Pengawas Obat Eropa: Vaksin AstraZeneca Tetap Aman Meski ... 

Isaac Bogoch, ahli penyakit menular yang kerap duduk di keanggotaan DSMB, setuju vaksin AstraZeneca menghadapi masalah dengan cara datanya dikomunikasikan. "Anda harus terbuka, Anda harus jujur, Anda harus transparan. Apapun hasilnya, baik atau buruk," katanya.

NATURE | CNBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

1 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

5 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

5 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

11 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

13 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

16 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

16 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

18 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

18 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

21 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.