TEMPO.CO, Jakarta- Kelompok peretas atau hacker yang menamakan diri RansomEXX dikabarkan telah meretas situs perusahaan negara minyak dan gas bumi PT Pertamina. Mereka juga mengklaim membocorkan data yang dicurinya ke dark web.
Kabar tersebut diungkap pertama kali oleh platform investigasi kriminal dark web bernama DarkTracer: DarkWeb Criminal Intelligence atau @darktracer_int. Kabar lalu tersiar di media sosial twitter dan dikaitkan dengan konflik lahan yang sedang terjadi di Pancoran, Jakarta Selatan, antara warga dengan PT Pertamina Training and Consulting.
“Geng RansomEXX mengklaim telah meretas perusahaan minyak dan gas alam milik negara Indonesia. Dan membocorkan data internal ke dark web,” cuit akun itu, Selasa, 23 Maret 2021.
DarkTracer juga memberikan bukti screen capture atau gambar yang berisi tautan akun milik RansomEXX di dark web. Dalam gambar tersebut, terlihat profil PT Pertamina yang cukup lengkap.
Selain itu, gambar juga menunjukkan bahwa data perusahaan pelat merah itu dipublikasikan pada 19 Maret 2021. “Ukuran data yang dibocorkan: 430.6 MP,” tertulis di gambar itu.
Menurut Cyber Security Researcher and Consultant Teguh Aprianto, data PT Pertamina yang bocor bersumber dari report private milik perusahaan. “Ada dokumen internal dan 91 ribu data customer @pertamina,” cuit pemilik akun @secgron, Kamis, 25 Maret 2021.
DarkTracer tidak menjelaskan lebih detail apa latar belakang kelompok peretas itu membobol situs PT Pertamina.
Baca juga:
Hacker Serang Acer, Minta Tebusan Rp 722 Miliar
Hingga berita ini ditayangkan, masih belum diketahui apa dampak dari PT Pertamina. Ketika mengunjungi situs resminya https://pertamina.com juga tidak terlihat adanya gangguan. Keterangan perihal kabar serangan hacker tersebut juga belum berhasil didapatkan langsung dari juru bicara Pertamina yang dihubungi Tempo.co malam ini.