TEMPO.CO, Siborong-borong - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum Persero) akan melaksanakan operasi modifikasi cuaca hujan buatan di daerah tangkapan air Danau Toba, Sumatera Utara. Level tinggi muka air Danau Toba saat ini sudah mendekati titik minimum untuk dua pembangkit listrik tenaga air yang ada di sana dapat tetap beroperasi normal.
Reinaldy Harahap, Direktur Eksekutif Operasi dan Produksi PT Inalum mengungkapkan bahwa hingga 26 Maret, tinggi muka air Danau Toba berada pada level 903.20 meter. Batas minimum di titik 902.40 meter agar PLTA disana dapat tetap beroperasi normal.
"Kondisi ini cukup mengkhawatirkan sehingga perlu langkah praktis untuk meningkatkan tinggi muka air di DAS Danau Toba,” katanya dalam pembukaan kegiatan operasi TMC DAS Danau Toba di Siborong-borong, Senin 29 Maret 2021, yang informasinya dibagikan BPPT secara tertulis.
Diterangkannya, DAS Danau Toba menjadi sumber utama 3 bendungan dan 2 PLTA yang dikelola PT Inalum. Bendungan tersebut yaitu Bendungan Pengatur, Bendung Sigura-gura dan Bendungan Tangga. Sedang PLTA yaitu PLTA Sigura-gura yang memiliki kapasitas produksi 286 MW dan PLTA Tangga memiliki kapasitas produksi 317 MW.
"Selain itu, Danau Toba juga menjadi sumber mata pencaharian bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya," katanya.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Jon Arifian, mengatakan bahwa yang akan dilakukan dalam operasi mulai 1 April nanti adalah memodifikasi pertumbuhan awan. Caranya dengan memasukkan inti kondensasi ke dalam sistem awan sehingga hujan lebih cepat terjadi dan curah hujan yang dihasilkan menjadi lebih besar.
"Data historis, rata-rata curah hujan pada April di Danau Toba sebesar 203 mm. Dari pelaksanaan TMC kali ini diharapkan dapat meningkatkan 20-30 persen dari curah hujan itu,” kata Jon.
Pemandangan Danau Toba bagian barat. TEMPO | Iil Askar Mondza
Sutrisno, Koordinator Bidang Pelayanan TMC BBTMC-BPPT, menambahkan, sorti pertama kegiatan TMC DAS Danau Toba rencananya akan dilaksanakan selama 20 hari sejak 1 April. Operasi menggunakan pesawat milik BPPT sendiri yaitu pesawat jenis Piper Cheyenne II registrasi PK-TMC. Adapun metode semai yang disiapkan adalah menggunakan bahan semai Flare Cosat.
Cornelius A Nababan, Koordinator Lapangan TMC DAS Danau Toba, menambahkan, untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, akan ditempatkan personel di dua lokasi Pos Pengamatan Meteorologi, yaitu di daerah Porsea dan Merek. Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di pos itu kepada tim pelaksana untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya nanti.
Baca juga:
Terobosan, Cina Terbangkan Drone Besar untuk Operasi Hujan Buatan
"Kami juga bekerjasama dengan BMKG Stasiun Meteorologi Silangit untuk analisa data cuaca dan radar,” katanya tentang operasi hujan buatan tersebut.