TEMPO.CO, Bandung - Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung menyatakan bahwa terjangan puting beliung merusak hampir 300 rumah di Cimenyan, Kabupaten Bandung. Selain itu dilaporkan dua orang mengalami luka berat akibat tertimpa bangunan warung yang runtuh saat amuk angin itu terjadi Minggu sore 28 Maret 2021.
Laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Bandung Akhmad Djohara, Selasa, 30 Maret 2021, mengatakan, dampak puting beliung mencakup dua desa di Kecamatan Cimenyan. Waktu kejadiannya sore, sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga:
Puting Beliung Porak Porandakan Sebagian Daerah Dago Bandung
Sebanyak 159 rumah tercatat rusak di 4 RW Desa Mekarsari. Pohon tumbang menimpa dua unit mobil. Adapun dua perempuan mengalami luka berat saat berada di warung yang ambruk, tiga warga lainnya luka ringan. Sementara 139 rumah lain juga rusak di 6 RW Desa Cimenyan.
Menurut keterangan tertulis Camat Cimenyan Achmad Rizky Nugraha, hujan deras dan angin kencang puting beliung meniup material rumah dan warung yang berderet di Jalan Cihalarang. Pepohonan bertumbangan hingga memutus akses jalan. “Angin bertiup dari lembah menuju puncak,” katanya.
Hasil pendataan Senin, 29 Maret 2021, juga mengungkap tiga sekolah di lokasi bencana yang merupakan daerah perbukitan di utara Bandung itu juga rusak atapnya. Ketiganya SDN Ciburial 1, SDN Arcamanik 4, dan SMPN 2 Cimenyan rusak bagian atapnya. Beberapa kelas perlu direhabilitasi.
Menurut kajian Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, terjadi proses pembentukan awan yang cepat dan meluas di langit Cimenyan pada hari terjadi puting beliung itu, dari pukul 15.00-16.00 WIB. Mereka mengamatinya berdasarkan hasil pengamatan data satelit.
“Pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat cepat dapat memicu cuaca ekstrem, seperti badai guruh, puting beliung, maupun water spout,” kata ketua tim Wendi Harjupa lewat keterangan tertulis, Senin, 29 Maret 2021.