TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian kalangan di tanah air mengangkat isu halal haram vaksin Covid-19 AstraZeneca karena penggunaan unsur enzim dari babi. Ini menyumbang permasalahan yang mengganjal program vaksinasi menggunakan vaksin asal Inggris itu di dunia, selain isu efek samping.
Perihal pertanyaan halal haram, Dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini, mengatakan bisa dicari jawabnya dari dokumen AstraZeneca dan tim University of Oxford yang melakukan uji klinis. Dalam dokumen itu, Anita mengungkapkan, AstraZeneca ternyata menggunakan enzim tripsin yang berasal dari jamur, bukan babi.
"AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di proses akhir pun tripsin itu tidak ada," kata Anita yang juga seorang virolog itu dalam bincang-bincang virtual pada awal pekan ini.
Dia menerangkan, enzim tripsin tersebut tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin, melainkan hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher. "Itu adalah enzim yang mirip dengan aktivitas tripsin yang dibuat dari jamur dengan cara rekombinan," ujarnya.
Sel mamalia memiliki sifat menempel pada wadahnya. Ini akan menyulitkan proses pertumbuhan jumlah sel untuk menjadi lebih banyak dan peneliti membutuhkan protein enzim tripsin untuk memotong agar sel tidak menempel pada wadah.
"Tripsin ini kalau kelamaan bersama-sama dengan selnya juga malah mati. Jadi kayak pisau bermata dua, itu dibutuhkan untuk memotong saja pada wadahnya, kalau sudah lepas ya sudah," kata Anita.
Adapun sel mamalia HEK 923 diterangkannya menjadi satu-satunya hingga kini yang dapat digunakan untuk memperbanyak adenovirus, virus yang digunakan sebagai vektor dari materi genetik SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.
Dia memberi catatan tambahan bahwa sel mamalia itu telah dipakai dalam pengembangan vaksin-vaksin sebelumnya. "Mungkin kalau teknologi sudah bisa berkembang, ada sel lain yang bisa dipakai," kata Anita sambil menambahkan, "Kalau kandungannya diganti, analisanya beda lagi. Tapi saya rasa yang diterima di negara maupun isinya sama."
Baca juga:
Gonjang-ganjing Vaksin AstraZeneca, Giliran Amerika Pertanyakan Data Efikasi
Berikut ini proses pembuatan vaksin Covid-19 oleh AstraZeneca dan Oxford seperti yang diterangkan Anita,