TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India berencana menawarkan insentif lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14,6 triliun) ke perusahaan chip semikonduktor yang mendirikan fasilitas manufakturnya di dalam negeri. Kabarnya, negara itu sedang berupaya memperkuat rantai pasokan elektroniknya dan membangun industri perakitan smartphone yang sudah ada.
Dua pejabat dalam industri chip menjelaskan bahwa rencana itu merupakan bagian dari inisiatif 'Make in India' dari Perdana Menteri Narendra Modi. Dorongan ini ingin menjadikan India menjadi produsen ponsel pintar terbesar kedua di dunia setelah Cina.
“Negara juga perlu mencari strategi serupa untuk mendatangkan lokasi manufaktur dari perusahaan berbasis pembuat chip,” ujar sumber tersebut seperti Dikutip dari Reuters, Rabu, 31 Maret 2021.
Menurut seorang pejabat senior, pemerintah akan memberikan insentif tunai lebih dari US$ 1 miliar kepada setiap perusahaan yang akan mendirikan unit fabrikasi chip. “Kami meyakinkan mereka, pemerintah akan menjadi pembeli dan juga akan ada mandat di pasar swasta,” katanya.
Meski demikian, belum diputuskan bagaimana insentif tunai ini akan diberikan. Adapun sumber kedua dari dalam pemerintahan menyebut New Delhi juga telah meminta umpan balik dari industri.
Saat ini, menurut Gizmochina, pemerintah di seluruh dunia telah mensubsidi industri semikonduktor dan pembangunan pabrik pembuat chip. Hal ini sangat penting ketika dunia menghadapi kekurangan semikonduktor global seperti yang sedang terjadi.
Baca juga:
Begini Industri Semikonduktor Cina Siasati Krisis Chip di Dunia Saat Ini
Krisis langsung menunjukkan ketergantungan berbagai negara pada pemasok chip Taiwan. Secara khusus, pejabat tersebut juga menambahkan bahwa chip yang dibuat secara lokal akan dirancang sebagai sumber terpercaya. “Dan akan digunakan di berbagai peralatan mulai dari keamanan hingga jaringan,” kata pejabat itu.
REUTERS | GIZMOCHINA