TEMPO.CO, Malang - Rancangan aplikasi berbasis kesehatan mental bernama PAUT.ID meraih juara satu pada lomba Inovasi Health Hackathon 2021. Timnya terdiri dari mahasiswa dari sejumlah kampus yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Satu dari anggota tim itu adalah Clara Demmy Dwi Anisha Imansari, mahasiswa Program Studi Farmasi UMM. Dia mengisahkan kalau awalnya tidak sengaja menemukan pengumuman lomba tersebut di kotak masuk email. Mengaku awalnya iseng, dia lalu mendaftar pada hari terakhir pendaftaran. "Setelah mendaftar kami dikelompokkan menjadi 20 tim, satu tim terdiri dari lima orang,” kata Clara, Rabu 31 Maret 2021.
Menurut mahasiswa asal Malang itu, para peserta dituntut untuk membuat inovasi di bidang kesehatan masyarakat dalam perlombaan tersebut. Ia dan tim memutuskan untuk berinovasi di bidang kesehatan mental. Alasannya, bidang kesehatan mental dinilai penting di masa pandemi. Selain itu, masyarakat Indonesia juga belum begitu akrab dengan hal ini.
“Karena hal tersebut, kami mempunyai ide untuk menciptakan aplikasi di mana masyarakat dapat bercerita mengenai masalah mental yang sedang dihadapinya,” kata Clara.
Clara menjelaskan beberapa fitur yang ada di aplikasi PAUT.ID. Pertama, fitur chatting untuk pengguna bisa saling berinteraksi daring. Kedua, fitur konsultasi bersama tenaga ahli bidang psikologi. Ketiga, fitur modul yang memuat saran beberapa aktivitas yang bisa dilakukan selama pandemi.
"Fitur-fitur tersebut kami rancang untuk memudahkan masyarakat bercerita terkait kesehatan mental, baik dengan pengguna lain maupun dengan ahli," katanya sambil menambahkan, "Selain juga untuk menggiring pengguna melakukan hal-hal yang positif.”
Kalau tim lain butuh hingga dua minggu menyiapkan proposal, Clara mengklaim timnya hanya menghabiskan empat hari. Dari semua tim, Clara juga mengaku hanya PAUT.ID yang sampai membuat prototipe. Itu yang diduganya membuat timnya mendapat nilai tambahan dari dari dewan juri.
"Dalam proses pengerjaannya, kami membagi menjadi dua tim kecil, yaitu tim penyusun proposal dan tim penyusun desain serta prototipe," kata dia.
Baca juga:
Jangan Tergoda Cheat Game Call of Duty: Warzone, Ada Malware
Clara menyatakan baru pertama mengikuti lomba dan merasa sangat senang. Ke depan dia berharap dapat merealisasikan dan mengembangkan aplikasi kesehatan mental yang telah dirancangnya bersama koleganya sesama mahasiswa dari kampus lain itu. "Saya juga ingin menginspirasi teman-teman bahwa pandemi bukan alasan untuk tidak berkarya dan mengembangkan potensi diri.”