TEMPO.CO, Jakarta - Bentuk tubuhnya mirip kerbau, Anoa adalah mamalia asal Sulawesi dan Pulau Buton. Banyak orang sulit bedakan anoa dengan kerbau. Anoa kerap disebut kerbau kecil. Tanduknya tidak bulat di permukaan kulitnya, namun berbentuk segitiga seperti kerbau. Namun, beberapa ciri khas anoa membuatnya terlihat beda. Bentuk kepalanya justru mirip sapi. Begitupun kaki dan kukunya menyerupai banteng.
Tinggi pundak anoa dipengaruhi wilayah hidupnya. Kalau yang hidup di pegunungan Sulawesi, bisa mencapai 80 hingga100 sentimeter. Kalau di dataran rendah, tinggi pundanya hanya sekitar 60 sampai 75 sentimeter. Ukuran tubuh anoa pegunungan relatif lebih kecil daripada yang hidup di dataran rendah. Anoa banyak ditemui di hutan tropika dataran maupun savana, seperti wilayah Sulawesi. Khususnya Sulawesi Tenggara.
Nama latin Anoa adalah Latin Bubalus. Cara hidupnya cenderung menyendiri. Sehingga dikategorikan hewan semi soliter. Berkumpul hanya ketika betinanya hendak melahirkan, setelahnya memisahkan diri kembali.
Kini, Anoa menjadi hewan langka karena keberadaannya makin jarang terlihat. Proses kembang biaknya lambat. Induk hewan ini hanya akan melahirkan satu bayi tiap tahunnya. Jarang sekali melahirkan dua sampai tiga bayi sekali lahiran. Lama kehamilannya menghabiskan waktu antara 276-315 hari. Sudah begitu, hewan ini banyak diburu. Dimakan dagingnya hingga diambil tanduknya.
Baca: Mengenal Anoa, Pengawal Ibu Kota Saat Pelantikan Presiden
Fakta Anoa terakhir adalah satwa ini sangat bergantung pada mineral. Cara memperoleh mineral kedua jenis Anoa pun berbeda, menyesuaikan. Cara anoa pegunungan memenuhi kebutuhan mineralnya dengan cara menjilati garam alam. Begitupun anoa dataran rendah mendapatkan mineralnya dengan cara meminum air laut.
Uniknya lagi nama hewan berkaki empat ini dipakai sebagai nama tank tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebutannya kendaraan tempur khusus ANOA 6x6 atau Anoa Panzer.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION