Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 dalam Tubuh Manusia

Reporter

image-gnews
Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi COVID-19 massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 23 Maret 2021. Sebanyak 350 orang pemuka agama di Palembang mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi COVID-19 massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 23 Maret 2021. Sebanyak 350 orang pemuka agama di Palembang mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia bekerja dengan melatih sistem kekebalan tubuh untuk membasmi patogen. Baik patogen bakteri maupun virus. Agar prosesnya bekerja, molekul tertentu dari patogen harus dimasukkan ke tubuh untuk memicu respon imum. Molekul inilah yang disebut dengan antigen, merupakan bagian dari bakteri dan virus. Suntikan antigen ke dalam tubuh akan menyebabkan sistem kekebalan mengenalinya.

Selanjutnya sebagai perisai tubuh, sistem kekebalan tubuh akan melakukan serangan dengan menghasilkan antibodi. Jejaknya tetap dikenali, jika suatu saat bakteri atau virus timbul kembali. Dengan begitu, secara langsung sistem kekbalan akan menyerang patogen sebelum menyebar dan memicu timbulnya penyakit.

Vaksin bukanlah obat, tapi produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme. Zat yang dihasilkannya selanjutnya diolah secara ilmiah sehingga aman dipakai. Jika digunakan, vaksin akan membantu terbentuknya kekebalan spesifik secara aktif agar tidak mudah tertular penyakit.

Pelaksanaan vaksinasi bukan hanya pemutus rantai terjangkit wabah penyakit. Lebih jauh vaksin dalam jangka panjang bisa memusnahkan maupun menghilangkan wabah penyakit tersebut dalam lingkungan hidup masnusia.

Baca: Ada Embargo Vaksin Covid-19 Kemenkes Fokus Vaksinasi Unbtuk Lansia Dan Guru

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses kerja vaksin akan lebih maksimal jika dilakukan banyak orang. Semakin banyak yang ikut vaksinasi, resiko tertular pun semakin kecil. Bahkan bisa melindungi populasi seluruh manusia. Terlebih virus covid-19 yang melanda kini. Jika bakteri atau virus tidak punya inang lagi untuk berkembangbiak, maka virus dan bakteri akan mati menyeluruh.

Seseorang yang telah terpapar covid-19 belum dapat diberikan vaksin. Untuk saat ini hanya ada vaksin sinovac, sesuai rekomendasi PAPDI, pun uji klinis tahap 3 yang digelar di Bandung.

Atau kondisi lainnya, jika seseorang tak tahu dirinya positif Covid-19 dan proses vaksinasi diberikan dalam kondisi sehat, secara medis tak akan ada efek samping. Justru vaksin Covid-19 berasal dari virus yang telah dimatikan.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

12 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

15 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

15 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

16 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

16 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

19 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

20 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

22 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

22 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

23 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.