Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Startup Pertanian, Dari Mencarikan Investor Hingga Membasmi Para Tengkulak

Reporter

image-gnews
Petani memanen tanaman kangkung di lahan pertanian kawasan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 5 Januari 2021. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan mengungkapkan masih ada sekitar 414 hektare area persawahan di Ibu Kota yang tersebar di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Petani memanen tanaman kangkung di lahan pertanian kawasan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 5 Januari 2021. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan mengungkapkan masih ada sekitar 414 hektare area persawahan di Ibu Kota yang tersebar di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak lama kesejahteraan petani sebatas angan-angan. Hal ini karena permainan tengkulak yang mempersulit petani jual komoditi panennya dengan untung maksimal. Hal inilah yang membuat minat kaum muda untuk mendalami bidang pertanian sangat rendah. Padahal Indonesia adalah negara yang unggul di bidang pertanian.

Namun akibat perkembangan digital bisnis startup yang bergerak di bidang e-commerce dan layanan on demand mulai menjamur. Tak ketinggalan, upaya memajukan bidang pertanian pun digalakkan lewat startup agribisnis. Tujuan utamanya  meningkatkan kesejahteraan petani.

Lebih jauh lagi startup dan aplikasi pertanian ini dapat membantu terciptanya produk pertanian yang berkualitas. Selain itu, petani juga tahu perkembangan informasi soal harga pasar hasil tanamnya. Poin terpenting, petani lebih mudah belajar cara bercocok tanam hingga menemukan solusi masalah pertaniannya.

Menilik pada keunggulan yang dijanjikan, mulailah bermunculan startup agribisnis dengan aplikasi pertanian andalannya. Berikut beberapa startup dan aplikasi pertanian yang marak berkembang:

1. Pantau harga, merupakan aplikasi pertanian berupa ruang transaksi jual beli antara penjual dan konsumen. Sifatnya transparan dengan informasi harga beragam komoditas pangan.

2. Selanjutnya ada karsa, sebuah aplikasi pertanian yang memberikan informasi pertanian untuk petani, produsen produk pertanian hingga pemerintah. Berkat aplikasi ini juga, pemerintah bisa tahu apa saja yang dibutuhkan oleh petani.

3. Ci-Agriculture. Sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai media edukasi para petani mulai dari proses tanam benih, pemberian pupuk, lalu obat-obatan tanaman dan kegiatan bertani lainnya. Tak hanya itu, aplikasi ini juga menyambungkan petani dengan distributor, konsumen, pun crop insurance sebagai asuransi terhadap proses bertaninya para petani.

4. Eragano, sebuah startup yang menawarkan solusi pertanian secara menyeluruh. Mulai dari hulu hingga hilir. Lengkap dengan solusi yang ditawarkan. Mulai dari penyediaan pasar penjualan perlengkapan tani hingga memberi pinjaman modal bagi petani.

5. Agromaret. Beroperasi sejak 2009 silam. Tujuan aplikasi ini untuk mengurangi dominasi pasar. Sehingga menciptakan peluang pasar yang jangkauannya lebih luas. Sehingga petani kecil pun bisa menjual hasil taninya ke konsumen langsung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

6. iGrow, sebuah platform wadah investasi bidang pertanian. Dapat dipantau secara online. Aplikasi ini mempertemukan tiga pihak penting industri pertanian. Mulai dari investor, petani hingga konsumen.

7. 8villages. Aplikasi ini jadi wadah bertukar informasi petani dengan pakar pertanian. Petani dapat menyampaikan keluh kesah terkait pertumbuhan tanamannya, selanjutnya para pakar akan menawarkan solusinya.

8. TaniHub. Sebuah event startup weekend di tahun 2015. Platform yang dibuat bisa memangkas jalur distribusi, sehingga petani dapat langsung menjual hasil panennya kepada konsumen.

9. Mirip dengan TaniHub, aplikasi Limakilo juga berusaha menghilangkan peran tengkulak dalam rantai distribusi bahan pangan.

10. Terakhir adalah aplikasi Sikumis, sebuah platform startup pertanian yang menjual berbagai hasil bumi. Aplikasi ini bukan hanya soal produk pertanian, tapi juga perikanan, peternakan hingga perkebunan pun tersedia.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca juga: Ada 2.219 Startup di RI, Erick Thohir: Top Five Terbanyak di Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

8 jam lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.


Bulog Terapkan Skema Komersial untuk Penyerapan Gabah dan Beras dari Petani Solo Raya

1 hari lalu

Pekerja memasukkan gabah ke dalam mesin pengeringan di Sentra Penggilingan Padi atau Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis 21 Juli 2022. Menurut Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso, pihaknya kini memiiki 10 MRMP, salah satunya di Kendal yang dilengkapi dengan fasilitas seperti pengering yang mampu mengolah gabah dengan kapasitas 120 ton per hari, penggilingan gabah atau 'rice milling unit' (RMU) dengan kapasitas sebesar 6 ton per jam, dan silo sebanyak tiga unit. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Bulog Terapkan Skema Komersial untuk Penyerapan Gabah dan Beras dari Petani Solo Raya

Pemimpin Cabang Bulog Surakarta Andy Nugroho mengemukakan penyerapan gabah atau beras langsung dari petani dilakukan Bulog sejak awal 2024 dengan menerapkan skema komersial.


KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

2 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

2 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

2 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

7 hari lalu

Chairperson GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, saat peluncuran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 via zoom meet, Kamis, 21 Maret 2024. Dok: Tangkapan Layar
CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.


Bulog Dinilai Gagal Serap Gabah Petani, CORE: Cadangan Beras Mayoritas dari Impor

8 hari lalu

Petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) mengenakan caping dan jas hujan membawa spanduk saat menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Dalam aksi tersebut mereka menyampaikan enam tuntutan yang diantaranya; menolak keputusan impor beras tahun 2024, Target Cadangan Beras Pemerintah (TCBP) harus berasal dari petani, mencabut UU Cipta Kerja dan mengembalikan pasal - pasal yang berpihak kepada petani. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bulog Dinilai Gagal Serap Gabah Petani, CORE: Cadangan Beras Mayoritas dari Impor

Pengamat pertanian dari CORE menilai Bulog seharusnya menyerap gabah petani saat panen raya untuk menjadi stok penyangga.


Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

9 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM


Petani Desa Pakel Laporkan Dugaan Kasus Intimidasi dan Penganiayaan ke Polresta Banyuwangi

10 hari lalu

Warga Desa Pakel, Banyuwangi, saat berunjuk rasa di depan Pengadilan Tinggi Surabaya di Jalan Sumatera, Surabaya, Rabu, 13 Desember 2023. Dok TeKAD GARUDA
Petani Desa Pakel Laporkan Dugaan Kasus Intimidasi dan Penganiayaan ke Polresta Banyuwangi

Walhi Jawa Timur mencatat sudah ada puluhan kasus intimidasi dan kriminalisasi oleh PT Bumi Sari terhadap warga Desa Pakel, buntut konflik agraria.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

11 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur