Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kementerian Riset dan Teknologi Dilebur, Begini Tanggapan Dekan FKUI

image-gnews
Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam, konsultan Gastroenterologi Hepatologi, serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Kredit: Istimewa
Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam, konsultan Gastroenterologi Hepatologi, serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Kredit: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah memutuskan melebur Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ke depan hanya akan ada Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek serta tambahan sebuah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sifatnya otonom.

Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menanyakan kementerian atau lembaga apa yang akan memimpin riset nasional ke depan. Di satu sisi sebelumnya ada proses bahwa akan ada peraturan presiden yang memperkuat lembaga Badan Riset dan Investasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga yang memperkuat riset dan investasi.

“Hak presiden untuk melakukan reformasi kelembagaan dan juga haknya pleno DPR untuk menyetujui reformasi yang diusulkan presiden,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 April 2021.

Sejauh yang dia ketahui, kata Ari, jika sudah ditetapkan oleh pleno DPR, artinya DPR secara kelembagaan sudah menyetujui proses perubahan kelembagaan ini. Namun, tentu semuanya perlu mendapat masukan dari berbagai pihak terutama para stakeholder yang menjalani riset sehari-hari.

Menurut Ari, yang juga seorang dokter spesialis penyakit dalam, selama ini dia melihat bahwa para menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden tidak semuanya performed dan tidak semuanya bisa berkomunikasi baik dengan publik dan stakeholder yang terkait dengan kementerian tersebut. 

Ari melihat Bambang Brojonegoro sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) mempunyai peran baik dan signifikan. Menurutnya, Bambang merangkul semua stakeholder yang ada, para peneliti baik yang berasal dari institusi pendidikan, kementerian dan lembaga penelitian yang lain.

“Begitu pula semangatnya merangkul industri untuk masuk di awal dalam proses penelitian dengan terus menggaungkan triple helix,” ujar Ari.

Konsep triple helix sendiri bukan konsep baru, tapi Bambang saat ini terus menerus menggaungkan hal tersebut. Konsep triple helix ini menyatakan bahwa akademisi atau peneliti bekerja sama dengan industri dan pendanaan serta fasilitas riset di adakan oleh pemerintah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan dalam berbagai kesempatan, Ari berujar, Bambang menyampaikan bahwa pekerjaan riset sedari awal sudah melibatkan industri, bukan sesuatu proses yang sekuens. Karena jika proses riset dilakukan secara sekuens, industri belum tentu mau menggunakan produk yang dihasilkan para peneliti dan akhirnya proses hilirasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. 

“Terus terang buat kami para peneliti, apa yang di sampaikan berulang-ulang oleh Prof Bambang sebagai Menristek merupakan  angin segar untuk pengembangan riset Indonesia ke depan. Visi dan misi beliau jelas,” kata Ari.

Menurut praktisi klinis itu, keberadaan Bambang sebagai Menristek dirasakan semua pihak. “Latar belakang beliau sebagai seorang akademisi, peneliti, dan mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional  menjadi mumpuni ketika memimpin Kementerian Riset dan Teknologi,” ujar dia.

Pada masa pandemi Covid-19, menurutnya, jelas sekali peran Kemenristek, baik untuk menyediakan hibah dan merangkul semua pihak untuk melakukan refocusing riset ke arah riset untuk mengatasi pandemi. “Termasuk juga untuk melahirkan startup baru di bidang teknologi dan industri,” katanya.

Bagi Ari, BRIN atau apa pun namanya, harus dipegang oleh seorang profesional agar arah riset dan teknologi Indonesia menjadi jelas ke depannya. Alasannya, pengembangan teknologi Indonesia sudah tertinggal, kemandirian bangsa bisa terwujud jika riset dan teknologi dapat dikuasai dengan baik oleh bangsa sendiri. “Untuk itu perlu lembaga dan pemimpin yang kuat, yang bisa membawa riset dan teknologi ini menuju kemandirian bangsa,” Ari menambahkan.

Baca:
Bambang Brodjonegoro: Saya Sedih Jadi Menristek Terakhir 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

5 jam lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.


Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

18 jam lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bclarkphoto
Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

1 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

1 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

1 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

2 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.


KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

2 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

Kontrol manusia tetap dipertahankan dalam AI di militer agar mencegah penggunaan yang memicu penyebaran senjata pemusnah massal.


Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

2 hari lalu

Ilustrasi hujan. (REUTERS/Zoran Milich)
Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

Hujan lebat telah mengguyur sebagian wilayah Jabodetabek pada Selasa sore hingga memasuki malam ini, 10 September 2024.


Thomas Djiwandono Ungkap Anggaran untuk Penguatan Sistem Teknologi Pajak Tahun Depan Rp 559,3 Miliar

4 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menyampaikan keterangan kepada wartawan di Kompleks Kemenkeu, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024. Presiden Jokowi melantik anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wamenkeu I Suahasil Nazara dalam Kabinet Indonesia Maju pada sisa masa jabatan periode 2019-2024. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Thomas Djiwandono Ungkap Anggaran untuk Penguatan Sistem Teknologi Pajak Tahun Depan Rp 559,3 Miliar

Penerimaan pajak 2025 ditargetkan naik dibanding tahun ini, Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono mengungkap anggaran untuk penguatan sistem teknologi perpajakan Rp 559,3 miliar untuk kejar target setoran tahun depan


Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

7 hari lalu

Spesies anggrek Dendrobium sagin, satu di antara delapan spesies baru tumbuhan yang ditemukan di Indonesia sepanjang 2020 lewat penelitian kolaborasi LIPI. (LIPI/REZA SAPUTRA)
Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

Total anggrek Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List baru sebatas 230 spesies. Padahal, Indonesia memiliki hingga 4.200 spesies anggrek.