TEMPO.CO, Jakarta - Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAAG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), Jawa Barat, melakukan pengamatan kemunculan hilal atau bulan baru penanda datangnya 1 Ramadan, Senin, 12 April 2021.
Salah satu pegawai BUTPAAG menjelaskan, pihaknya mengamati di dua tempat, yaitu di rooftop Gedung SPD BUTPAAG Garut dan di pinggir Pantai Manalusun. “Hari ini kami segenap kru dan pegawai LAPAN Garut mengadakan pengamatan hilal,” ujar dia dalam acara Live Event di akun YouTube LAPAN Garut, Senin.
Hilal merupakan bulan sabit di akhir penanggalan bulan dalam Islam sebelum tanggal 1 Ramadan, sebagai tanda hari pertama bulan puasa. Biasanya, kata pegawai tersebut, terlihat dua derajat secara optikal atau kasat mata, dan itu adalah tanda bulan berikutnya atau dengan sudut elongasi 6 derajat.
“Jadi dalam penanggalan Islam sudah dipastikan bahwa besok puasa jika hilal terlihat,” katanya.
Namun, dia menambahkan, selain mengamati hilal, tim BUTPAAG LAPAN juga menggunakan metode hisab. Metode ini dilakukan melalui perhitungan. Namun masih banyak organisasi Islam yang tidak mempercayai keakuratan penghitungan melalui hisab ini.
Pegawai tersebut menambahkan, metode hilal dilakukan pengamatan ke arah barat Matahari yang akan terjadi konjungsi antara bulan sabit atau hilal terhadap matahari. Setelah matahari redup maka akan terlihat hilalnya, jika tidak terhalang oleh awan pada ufuk barat maka sudah jelas hilal terlihat walaupun sangat kecil dan sayup.
BUTPAAG memakai kamera optikal untuk mendapatkan lebih jelas hilal itu. Prosesnya disebut pegawai itu sangat menarik karena melakukan observasi di pinggir pantai dan di rooftop.
“Sehingga bisa kelihatan seluruh horizon cakrawala laut. Meskipun hilal belum terlihat, saya sebelumnya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa,” tutur dia.
Baca:
Hasil Pengamatan Hilal LAPAN Garut: Hasilnya di Luar Harapan