TEMPO.CO, Kupang - Ratusan ekor ayam milik 35 peternak di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, mati tertimpa bangunan kandang. Mereka adalah korban lain dari dampak badai atau Siklon Tropis Seroja berupa hujan lebat dan angin kencang yang melanda pada awal bulan ini.
"Para peternak mengalami kerugian yang cukup besar akibat bencana ini," kata Selvianus Fek, satu peternak ayam, warga RT 01/RW 1 Dusun 1 Desa Sumlili di Kupang, Rabu 14 April 2021.
Ia mengatakan, ratusan ekor ayam yang siap dipanen dan dipasarkan itu milik 35 peternak di Kecamatan Kupang Barat. Kerugian yang mereka alami ditaksir lebih dari Rp 300 juta. Menurut Selvianus, bangkai semua ayam yang mati tertimpa bangunan kandang telah semuanya dikubur.
Harapannya, Pemerintah Kabupaten Kupang memberi perhatian atas kerugian yang mereka alami, sama seperti perhatian atas kerusakan bangunan rumah akibat bencana yang sama. "Sehingga usaha peternakan ayam di daerah ini bisa kembali berkembang," kata Selvianus.
Menurut dia, belum ada aparat pemerintah daerah yang datang menengok dan mendata kerugian para peternak ayam sejak dampak Siklon Tropis Seroja berlalu.
Terpisah, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengumumkan jumlah korban jiwa akibat bencana Siklon Tropis Seroja di NTT mencapai 181 orang per Rabu 14 April. Jumlah korban belum termasuk mereka yang masih hilang sebanyak 47 orang.
Selain itu, 250 orang didata mengalami luka-luka. Sedang total pengungsi akibat bencana siklon tropis yang terjadi pada Minggu 4 April 2021 itu mencapai 49.512 jiwa. "Yang luka-luka itu pada umumnya luka ringan, luka berat di rawat di rumah sakit dan sudah mendekati kesembuhan," ucapnya.
Josef Nae juga mengatakan bahwa sejumlah desa yang semula dibuat terisolir oleh banjir dan banjir bandang dampak Siklon Tropis Seroja, kini hampir seluruhnya sudah bisa dijangkau dan dikunjungi.
Baca juga:
Usai Bencana Siklon Tropis Seroja, Satu Pulau Baru Muncul di NTT?
Siklon Tropis Surigae Diprediksi Jadi Taifun, Puncak Angin Kencang 18 April