TEMPO.CO, Sydney - Pembangunan teleskop radio terbesar di dunia tengah direncanakan di Australia. Proyek teleskop radio Square Kilometer Array (SKA) yang menelan biaya investasi senilai 387 juta dolar Australia (Rp 4,4 triliun) itu rencananya akan dibangun di wilayah Murchison, Negara Bagian Australia Barat.
Teleskop radio menerima gelombang radio dari luar angkasa. Jaringan antenanya yang luas memantulkan gelombang radio ke receiver. Dengan mempelajari gelombang tersebut, para astronom dapat mempelajari tentang komposisi dan pergerakan planet, komet, awan gas raksasa, bintang dan galaksi.
Proyek ini juga mencakup sebuah pusat komputasi super, yang akan berbasis di Perth, ibu kota Australia Barat, untuk memproses jumlah data yang belum pernah ada sebelumnya yang akan dihasilkan dari teleskop radio tersebut.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut teleskop radio SKA akan menempatkan negara itu di barisan terdepan dalam penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi.
"SKA akan membantu para ilmuwan membuat lebih banyak penemuan daripada yang dapat kita bayangkan saat ini. Baik itu pemahaman yang lebih mendalam mengenai asal-usul dan masa depan bintang dan galaksi, hingga bagaimana gravitasi bekerja di seluruh alam semesta," ujar Morrison.
SKA merupakan kolaborasi dari 16 negara yang meliputi Australia, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.
Konstruksi global teleskop radio itu akan dimulai pada paruh kedua tahun ini, dengan pekerjaan dijadwalkan dimulai di Australia Barat mulai awal 2022.
XINHUA | ANTARA
Baca:
Siklon Tropis Surigae Diprediksi Jadi Taifun, Puncak Angin Kencang 18 April