TEMPO.CO, Jakarta - Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti minuman sari buah dan kuncup ciplukan selama dua tahun. Hasilnya diklaim berguna untuk penderita diabetes melitus. Tim kini telah mengantongi dua paten dari risetnya.
Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui dapat menurunkan kadar glukosa plasma darah pada tikus percobaan.
Peneliti LIPI, yaitu Rohmah Luthfiyanti, Ade Chandra Iwansyah, Ainia Herminiati, Agus Triyono, Raden Cecep Erwan, Yusuf Andriana dan Nurhaidar Rahman mengembangkan riset minuman sari buah dan kuncup ciplukan yang bernama Salata.
Tim dari Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna LIPI itu melakukan riset dengan metode pengembangan produk minuman sari buah dan kuncup ciplukan sejak 2018. Dananya dari Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan program selama tiga tahun.
Tim pada tahun pertama risetnya bertema pengembangan produk pangan fungsional berbasis tanaman ciplukan untuk penderita Diabetes mellitus Tipe 2.
“Pada tahun pertama penelitian ini dihasilkan perkembangan yang baik dilihat dari aspek gizi, daya terima dan fungsionalitas, yaitu sebagai anti-diabetik secara in vitro,” kata ketua tim riset Rohmah Luthfiyanti di laman LIPI, Jumat 16 April 2021.
Menurut tim, bagian daun memiliki banyak kandungan dan manfaat bagi tubuh. “Ciplukan kaya akan kandungan total fenolik, total flavonoids dan aktifitas antioksidan tertinggi dibandingkan bagian tanaman ciplukan lainnya,” kata Rohmah.
Selanjutnya di tahun kedua riset pada 2019 tim meneliti efek minuman sari buah kuncup ciplukan.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman sari buah dan kuncup ciplukan mampu menurunkan kadar gula darah secara in vitro dan in vivo,” ujar peneliti bidang pascapanen itu.
Riset tahun ketiga pada 2010, tim meningkatkan skala produksi ke pilot plant sekaligus menganalisis kelayakan minumannya.
Sejauh ini tim LIPI telah memegang dua hak paten, yang pertama dengan judul Proses dan Formulasi Pembuatan Minuman Sari Buah dari Ekstrak dan Kuncup Ciplukan (Physalis angulata Linn) pada 2019 dengan nomor Paten P00201910060.
Adapun paten kedua berjudul Proses Pembuatan Permen Berbahan Baku Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata Linn) diraih pada 2021 dengan nomor paten IDS000003645.
Baca:
Kasus Penggumpalan Darah Bertambah, Vaksin AstraZeneca di Indonesia Jalan Terus