TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan siklon tropis Surigae tidak berdampak ke wilayah Jawa Barat, namun suhu muka laut yang menghangat di Laut Jawa berpotensi menimbulkan cuaca buruk di daratan. Kondisi itu diperkirakan BMKG berlangsung dalam tiga hari ke depan.
Menurut laporan Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari, suhu muka laut di perairan sekitar Laut Jawa di bagian utara Jawa Barat yang relatif hangat dengan anomali +1,5 derajat Celcius berpotensi menyebabkan penguapan atau penambahan massa uap air di wilayah Jawa Barat.
Sementara itu, daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang dari Jawa bagian barat hingga Sumatera Selatan.
Kondisi seperti itu mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut. Kondisi labilitas lokal yang masih kuat juga mendukung proses konvektif pada skala lokal di sebagian besar Jawa.
“Kondisi itu mendukung peningkatan pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu, 17 April 2021.
Berdasarkan data historis, pada April dan Mei merupakan periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah Jawa Barat, sehingga masih terdapat peluang berkembangnya awan-awan konvektif hingga hujan sporadis. Prediksi curah hujan untuk tiga hari ke depan, yaitu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang, kilat.
Cuaca buruk itu berpotensi terjadi di wilayah Depok, Bekasi, Bogor, Karawang, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi, Subang, Indramayu, Bandung dan Cirebon. “Waktu khususnya pada siang atau sore hari,” kata dia.
Adapun siklon tropis Surigae dinilai tidak memberikan dampak pada pertumbuhan awan hujan dan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat.
Sementara berdasarkan analisis curah hujan sampai awal April ini, memperlihatkan bahwa sebagian pesisir utara Jawa Barat telah memasuki musim kemarau sejak Maret seiring dengan mulai menguatnya monsun Australia. Daerah-daerah yang telah memasuki musim kemarau adalah wilayah utara Karawang, Bekasi, Indramayu, dan Subang.
Baca:
Kasus Penggumpalan Darah Bertambah, Vaksin AstraZeneca di Indonesia Jalan Terus