TEMPO.CO, Jakarta - Kekurangan pasokan chip yang melanda dunia akibat krisis semikonduktor telah menyebabkan ponsel gaming Black Shark 4 Pro kehabisan stok.
CEO Black Shark Luo Yuzhou menjelaskan kurangnya chip menyebabkan seri andalan terbaru perusahaan kehabisan stok, terutama Black Shark 4 Pro. Padahal ponsel tersebut baru saja dirilis pada 23 Maret lalu.
“Kekurangan itu cukup serius, dan perusahaan sedang berupaya untuk meningkatkan output produksi smartphone-nya,” ujar dia seperti diktuip Gizmochina, Selasa, 20 April 2021.
Kekurangan chip dimulai tahun lalu karena terdampak pandemi Covid-19. Krisis ini telah mempengaruhi banyak industri, seperti mobil, smartphone, peralatan rumah tangga, dan lainnya.
Selain itu, krisis tersebut juga diperkirakan akan membuat harga berbagai produk akan naik. Kenaikan ini kemungkinan besar akan berdampak pada produk elektronik konsumen.
Black Shark 4 Pro dilengkapi dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 888, yang didasarkan pada proses 5 nm. Chipset ini adalah salah satu prosesor kelas atas yang dapat ditemukan di sebagian besar perangkat andalan.
Black Shark 4 Pro memiliki tiga kamera di bagian belakang, dengan lensa utama 64 MP, ultra-wide 8 MP, dengan lensa tambahan 5 MP. Sedang kamera depan dipasang 20 MP di dalam lubang punch.
Black Shark 4 Pro, untuk varian 8 GB/256 GB harganya US$ 615 (Rp 8,9 juta), dan naik menjadi US$ 690 (Rp 10 juta) untuk model yang lebih tinggi 12 GB/256 GB. Namun, ada juga opsi 16 GB/512 GB yang harganya US$ 815 (Rp 11,8 juta). Keduanya sudah bisa dipesan secara daring di situs resmi Black Shark.
TECHSINA | GIZMOCHINA
Baca:
Duo Black Shark 4 Resmi Hadir, RAM Hingga 16 GB, Harga Mulai Rp 5,5 Juta