TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah perempuan peneliti di Indonesia tergolong masih rendah, tapi terus mengalami peningkatan. Dalam acara peringatan Hari Kartini, Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nur Tri Aries menjelaskan ada hampir 48 persen perempuan peneliti di lembaganya.
“Untuk yang fungsional peneliti itu ada 3.666 orang dari 7.727 orang. Sedangkan penelitinya dari 1.548 orang, 728 perempuan,” ujar dia dalam acara Talk to Scientists bertajuk ‘Talenta Perempuan untuk Kemajuan Riset Indonesia’ secara virtual, Rabu, 21 April 2021.
Saat ini data UNESCO tahun 2015 perempuan yang bekerja di bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM) secara global baru 20 persen. Sementara pada 2019, di lingkungan LIPI rasio perempuan peneliti yaitu sekitar 41 persen.
Nur menerangkan, profesi peneliti di Indonesia merupakan pilihan yang banyak digeluti perempuan, meskipun sebagian besar harus bersaing dengan pria di beberapa bidang penelitian langka dan kepemimpinan dalam bidang iptek.
Peran penting perempuan peneliti dan SDM Iptek perlu diberi ruang lebih luas untuk mendorong mereka lebih berprestasi. “Ketekunan, kesabaran, kegigihan, dan kemampuan multitasking perempuan merupakan kekuatan luar biasa. Saya yakin dengan kekuatan,” kata Nur.
Saat ini, kesempatan yang setara telah memberikan ruang bagi perempuan peneliti untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kemampuan diri dalam memajukan riset. Nur berharap, perempuan Indonesia menjadi cahaya yang tak pernah pudar dan tetap semangat untuk maju.
“Terlebih di tengah transformasi lembaga litbang di Indonesia sebagai tonggak kebangkitan ilmu pengetahuan,” tutur Nur.
Dalam acara Talk to Scientists, LIPI juga menghadirkan tiga perempuan peneliti, yaitu peneliti Balai Bio Industri Laut LIPI Dwi Listyo Rahayu, peneliti Puslit Politik LIPI Kurniawati Hastuti Dewi, dan peneliti Puslit Kimia LIPI Tjandrawati Mosef.
Baca:
Hari Kartini, Ini Peran 3 Peneliti Wanita LIPI dalam Perkembangan Iptek
