Helikopter Ingenuity berukuran tinggi sekitar setengah meter dan bobot 1,8 kilogram. Dua bilang baling-balingnya berputar berlawanan arah yang menegasikan kebutuhan baling-baling di ekor seperti yang ada pada helikopter umumnya.
Pergerakan baling-baling itu sekitar 2.500 putaran per menit, atau lima kali lebih cepat daripada baling-baling helikopter di Bumi. Ini, kata Bailey, karena atmosfer Mars yang sangat tipis--kurang dari satu persen yang ada di Bumi.
Tak hanya terbang dan mendarat dengan mulus, Ingenuity disebutkan pula dalam kondisi sangat sehat usai misi perdananya itu. Paramater sehat disimpulkan dari kerja pembangkitan listrik tenaga matahari pada helikopter itu yang lebih keras daripada sebelum uji terbang.
Sebabnya, "Penerbangan yang sudah dilakukan membuat debu-debu ikut beterbangan dan kini menghinggapi menutup permukaan Ingenuity," kata Bob Balaram, ketua tim perekayasa drone helikopter itu.
Setelah ini, Ingenuity telah dirancang untuk menjalani empat kali terbang lagi. Yang terdekat akan dilakukan 22 April ini waktu Amerika. Saat itu helikopter akan coba diterbangkan hingga ketinggian lima meter dan bergerak dua meter ke samping, sebelum kembali mendarat di posisi semula.
Ekspresi Tim Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA setelah helikopter Mars Ingenuity berhasil terbang perdana di planet Mars di di California Selatan, AS, 19 April 2021. NASA/JPL-Caltech/ASU/Handout via REUTERS
Pada penerbangan ketiga, targetnya terbang sejauh 50 meter dan kembali lagi. Lalu yang keempat, melakukan yang sama tapi dengan kecepatan lebih tinggi.
Penerbangan terakhir adalah yang mendorong kemampuan Ingenuity hingga kemampuan maksimalnya dan bisa berujung membuatnya terempas jatuh. "Kami akan mencoba hingga ke batas kemampuan helikopter ini dan memahami seberapa bisa kami terbang di Mars," kata Aung.
NEW SCIENTIST