TEMPO.CO, London - Badan Pengawas Obat di Inggris, MHRA, mengatakan bahwa telah tercatat 168 kasus pembekuan atau penggumpalan darah di antara penerima dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca hingga Kamis, 22 April 2021. Angka itu setara 7,9 kasus per sejuta dosis vaksin AstraZeneca yang telah disuntikkan.
Per pekan sebelumnya, jumlah kasus itu tercatat sebanyak 100 atau 4,9 kasus per sejuta dosis. Adapun total 21,2 juta dosis pertama yang sudah dibagikan di Inggris.
"Saya berharap jumlah kasus sebenarnya bakal segera jelas setelah laporan stabil, tetapi sudah jelas bahwa ini akan tetap menjadi peristiwa yang sangat langka," kata Adam Finn, Profesor Pediatri di Bristol University, Jumat 23 April 2021.
Tercatat total 32 laporan kematian akibat pembekuan atau penggumpalan darah itu, dibanding 22 laporan per pekan lalu. Itu artinya, tingkat kematian akibat pembekuan darah turun dari 22 menjadi 19 persen.
Inggris mengimbau agar penerima vaksin di bawah usia 30-an menerima vaksin selain AstraZeneca untuk menekan peluang efek samping penggumpalan darah itu. MHRA sebelumnya menemukan bukti adanya kaitan pembekuan darah langka dengan kadar trombosit rendah.
Namun tetap MHRA mengatakan bahwa efek samping itu langka dan mengimbau agar sebagian masyarakat lainnya tetap disuntik vaksin AstraZeneca. Preferensi bagi orang berusia di bawah 30 tahun untuk mendapatkan suntikan lain, didasarkan pada risiko rendah infeksi Covid-19 pada kelompok usia itu, dikombinasikan dengan prevalensi infeksi yang rendah di Inggris.
"Menurut tinjauan yang berlangsung saat ini, imbauan tetap bahwa manfaat vaksin lebih besar ketimbang risikonya pada sebagian besar orang," kata MRHA, Kamis, menegaskan lagi imbauan untuk vaksin tersebut.
Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.
Kondisi itu berbeda dengan sejumlah negara Eropa seperti Prancis, yang memutuskan untuk membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca pada mereka yang berusia di atas 55 tahun. Norwegia, negara pertama yang mendapati kasus penggumpalan darah yang langka namun fatal itu, bahkan akan menawarkan suntikan vaksin mRNA sebagai dosis kedua kepada penerima dosis pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca di negaranya.
Norwegia telah per 11 Maret menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca. Otoritas kini sedang menunggu laporan dari komisi pemerintah yang akan diserahkan pada 10 Mei tentang apakah akan melanjutkan peluncuran vaksin tersebut.
"Klarifikasi soal dosis kedua diperlukan sebelum ... komisi menyampaikan laporannya," kata Menteri Kesehatan Bent Hoeie melalui pernyataan Jumat.
Sekitar 135.000 orang, terutama petugas kesehatan, menerima vaksin AstraZeneca sebelum peluncurannya ditangguhkan. Kalau terealisasi, Norwegia menjadi negara terkini yang mencampurkan penggunaan vaksin bersama dengan Denmark, Finlandia, Prancis dan juga Jerman.
Sumber: Reuters
Baca juga:
Terungkap, Kenapa Pasien Parah Covid-19 Alami Pembekuan Darah