TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengklarifikasi hilangnya jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari, dalam Kamus Sejarah Jilid I. Klarifikasi diberikan lewat video Kemendikbud berisi penjelasan dari Nadiem secara langsung, Sabtu 24 April 2021.
"Terkait dengan isu Kamus Sejarah yang sedang hangat dibahas. Kamus sejarah ini disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat," katanya.
Menggunakan momen bulan Ramadan, Nadiem meminta menyikapi permasalahan kamus itu dengan akal sehat, kepala dingin, dan disertai dengan solusi. Dia sendiri menyatakan telah mengambil langkah perihal hilangnya jejak Hasyim Asy'ari dalam buku itu.
Eks bos Gojek itu telah menugaskan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan menyempurnakan kamus yang penyusunannya sempat terhenti. "Dilanjutkan dengan cermat secara teknis dan lebih mewadahi masukan dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan termasuk NU."
Nadiem menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya tidak mempunyai niat untuk menghilangkan jejak Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah. Kemendikbud, kata Nadiem, memastikan penghormatan kepada nilai-nilai sejarah dan perjuangan para tokoh bangsa termasuk K.H. Hasyim Asy'ari dan tokoh penerusnya tidak akan pernah berubah.
"K.H. Hasyim Asy'ari adalah kiai, guru dan panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam menanamkan perkembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut ia menuturkan NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menjadi pilar terpenting dalam setiap lini kemajuan bangsa. Menurut dia, bangsa ini berhak mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendirikan dan membangun negeri.
Hal itu juga, Nadiem mengingatkan, yang membuat Kemendikbud mendirikan Museum Islam K.H. Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur. Kemendikbud juga menerbitkan buku berjudul: K.H. Hasyim Asy'ari Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional.
"Saya mohon restu agar Kamus Sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini dapat kita lanjut, sempurnakan bersama, agar nantinya dapat memberikan manfaat untuk semua."
Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo sebelumnya memprotes Kamus Sejarah Jilid I. Ia menuduh Kemendikbud menghilangkan jejak tokoh pendiri NU, Hasyim Asy'ari, dalam kamus yang telah beredar itu. Mendikbud Nadiem Makarim diminta bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah tersebut.
Klarifikasi sebenarnya telah diberikan Kemendikbud lewat Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Selasa lalu. Dia mengakui ada keteledoran naskah yang belum siap diunggah ke laman Rumah Belajar. "Tidak ada niat untuk menghilangkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh sejarah dalam buku tersebut,” ujarnya.
Lebih dari penjelasan Nadiem, dia membeberkan bahwa di buku yang sama juga terdapat peran dari KH Hasyim Asy’ari yang ada dalam bagian pendiri NU. Peran Hasyim Asy’ari disebutkan di dalam halaman lain, hanya tidak ada di dalam lema atau entry. “Jadi, narasi menghilangkan peran KH Hasyim Asy’ari itu tidak benar. Kami mengakui memang ada kesalahan teknis dan kami memohon maaf,” kata Himar.
IMAM HAMDI | DEWI NURITA | ANTARA
Baca juga:
Komisi II DPR Nilai Klarifikasi Nadiem ke PBNU Tidak Cukup