TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua kubah lava Gunung Merapi terus membesar volumenya di masa erupsi 2021 ini dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Sepekan terakhir, hasil amatan 16–22 April 2021, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta masih menemukan pertumbuhan dua kubah lava bagian barat daya dan tengah kawah dengan laju pertumbuhan relatif rendah.
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 21 April terhadap tanggal 15 April 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.
"Volume kubah lava di sektor barat daya saat ini sebesar 1.069.600 meter kubik dengan laju pertumbuhan 11.900 meter kubik/hari," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Minggu, 25 April 2021.
Pekan sebelumnya, volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.024.800 meter kubik dengan laju pertumbuhan sedikit lebih cepat, yakni 12.200 meter kubik per hari.
Adapun analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 22 April terhadap tanggal 14 April 2021 menunjukkan volume kubah tengah saat ini telah tumbuh lagi menjadi sebesar 1.794.000 meter kubik.
Pekan sebelumnya terukur volume kubah lava tengah itu masih sebesar 1.681.000 meter kubik.
Pertumbuhan kubah lava yang belum berhenti ini juga ditandai intensnya aktivitas Merapi sepekan pada 16–22 April 2021.
Hanik mengungkap, meski cuaca sepekan terakhir di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut namun awan panas guguran telah sedikitnya terjadi sebanyak 9 kali dengan jarak luncur teramati sejauh 1.800 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal milimeter dan durasi 138 detik.
"Sepekan ini guguran lava teramati sebanyak 144 kali dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya dan 2 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 400 meter," katanya.
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat ada 12 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 156 kali gempa Fase Banyak (MP), 924 kali gempa Guguran (RF), 14 kali gempa Hembusan (DG) dan 4 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Hanik.
Pada sepekan ini juga sempat terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 24 milimeter/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada tanggal 18 April 2021.
"Namun tidak sampai terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Hanik yang menyatakan status Guning Merapi tetap Siaga.
Baca:
Peneliti Ini Sebut Lambung Kapal Selam KRI Nanggala Pernah Dilepas, tapi ...