TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIP) melalui peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material membuat inovasi baru untuk membantu mencegah penyebaran virus corona Covid-19. Inovasi itu adalah alat sterilisasi virus corona Covid-19 portable untuk masker kain berbasis sinar ultraviolet (UVC).
Ketua tim peneliti Gadang Priyatomo menjelaskan latar belakang alat tersebut dibuat. Menurutnya, aktivitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19 mewajibkan setiap individu untuk mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker.
Namun, penggunaan masker tidak boleh melebihi empat jam. Artinya, setelah itu perlu ganti dengan masker yang baru. “Namun, agar tidak ganti-ganti masker baru, kami membuat alat sterilisasi terhadap masker dari kontaminasi luar,” ujar Gadang dalam acara virtual, Rabu, 28 April 2021.
Gadang bersama dua koleganya, Heri Nugraha dan Rahadian Roberto, membuat sebuah prototipe alat tersebut hanya dalam waktu kurang lebih dua bulan. Mereka ingin mendukung peningkatan proteksi tubuh manusia, khususnya melalui penggunaan masker kain, terhadap Covid-19 di Indonesia.
“Alat ini dibuat dengan dry method. Prototipe ini adalah generasi pertama yang handy, mudah dibawa, ergonomis, aman, dan berpotensi murah harganya,” tutur Gadang.
Secara teori, dengan sinar UVC pada panjang gelombang 200-280 nm dapat mempengaruhi DNA mikoorganisme dan sangat efektif merusak protein DNA virus. Dalam pengembangannya, peneliti mengedepankan panjang gelombang 254 nm dapat membunuh virus dalam waktu hitungan menit saja. “Jadi cara kerjanya ya sinar UVC akan mempengaruhi DNA virus itu.”
Selain lampu germicadal sinar UVC dengan panjang gelombang 254 nm, alat ini juga dilengkapi dengan pocket portable dengan power bank berdaya 10.000 mAh, sehingga bisa digunakan untuk mengisi daya smartphone. Dayanya 3 W, yang bagian penutupnya sudah build in magnetic, sehingga dapat diposisikan portable dan menempel pada bagian logam.
Dari segi desain, tim memperhatikan pembuatan casingnya dengan customized 3D printing. Bagian semacam storage dibuat menggunakan plastik jenis acrylonitrile butadiene styrene, yang tahan benturan dan tidak mudah pecah. Bobotnya kurang lebih 200 gram dengan dimensi yang mudah dibawa kemana-mana.
Penggunaannya juga terdapat beberapa mode waktu. Pertama, penggunaan untuk disinfeksi makser kain di dalam pocket dengan waktu tertentu—setting default 2 menit. Kedua, penggunaan untuk disinfeksi benda-benda di luar area pocket seperti baju, buku, tas, laptop, dan alat elektronik lainnya dengan setting default 15 menit
“Ketiga penggunaan pada area yang cukup tinggi dan alat ini bisa menempel pada bagian logam seperti lemari baju, kulkas, dan lain-lain,” kata Gadang.
Namun, penelitian ini masih dalam penyempurnaan dan pengembangan berikutnya. Gadang dan tim juga berencana mematenkan alat tersebut tahun ini. Ke depan, peneliti akan melanjutkan uji intensitas UVC prototipe alat terhadap jarak objek.
Selain itu, tim peneliti akan merencanakan uji performa prototipe alat uji antiviral virus SARS-CoV-2 ini melalui parameter jarak dan durasi objek virus dan alat. “Melanjutkan drafting paten prototipe alat dan improvement prototipe alat. Kita juga akan membuat varian baru dari alat ini,” ujar Gadang.
Baca:
Mutasi Virus Baru di Balik Melonjaknya Kasus Covid-19 India