TEMPO.CO, Jakarta - Hujan meteor Eta Aquarids menghias langit malam pekan ini. Akan ada hingga 20 meteor melesat per jam saat hujan meteor itu mencapai puncaknya pada Kamis malam, 6 Mei 2021.
Hujan meteor tersebut terjadi ketika Bumi melintasi awan puing peninggalan Komet Halley selama perjalanan terakhirnya melintasi tata surya pada 1986 lalu. “Meteor akan terlihat jelas mulai hari ini hingga akhir pekan,” ujar para astronom, seperti dikutip Daily Mail, Senin 3 Mei 2021.
Lembaga antariksa dan penerbangan Amerika Serikat (NASA) menjelaskan, untuk menyaksikan kilatan hujan meteor, harus 'mendapatkan kursi yang nyaman' dan bersiap untuk duduk di luar selama berjam-jam. “Anda tidak memerlukan teropong atau teleskop.”
Kilatan meteor disebut paling baik dilihat di belahan Bumi selatan. Tapi kemungkinan terlihat dari sebagian besar tempat di Bumi, meskipun semakin jauh ke utara, semakin sedikit hujan meteor yang akan terlihat.
Eta Aquariids dinamai konstelasi Aquarius karena di sanalah mereka berasal setiap April dan Mei pada setiap tahunnya—terutama di konstelasi bintang Eta Aquarii. Untuk orang-orang di garis lintang tengah hingga utara, pancaran cahaya tidak akan terlalu tinggi di langit, jadi harus bisa melihat ke ufuk selatan.
Pengamat di belahan Bumi selatan akan mendapatkan pemandangan terbaik, dan disebut akan melihat pancuran-pancuran cahaya di utara. Dalam sebuah unggahan di situsnya, NASA menjelaskan konstelasi Aquarius—rumah bagi pancaran Eta Aquarids—lebih tinggi di langit di belahan Bumi selatan daripada di belahan Bumi utara.
Seperti mendukung pertunjukan, selama puncak hujan meteor nanti Bulan akan berada dalam fase sabit yang memudar. Sebagai catatan, cara terbaik untuk melihat hujan meteor bukanlah dengan menggunakan peralatan, melainkan menemukan area gelap dengan polusi cahaya terbatas.
Saat pengamatan, NASA memberi tips, cara terbaik adalah dengan berbaring telentang dan melihat lurus ke atas. Cara ini bisa memberi pandangan terluas dari langit tanpa membuat leher tegang.
Pertunjukan besar hujan meteor berikutnya adalah Perseids pada Agustus dengan lebih dari 100 bintang jatuh per jam pada puncaknya. Eta Aqauriids tidak menghasilkan meteor per jam sebanyak Perseids, tapi para astronom mengatakan mereka bakal sama kalaupun tidak lebih terang.
DAILY MAIL | NASA | ROYAL MUSEUM GREENWICH
Baca juga:
Partikel Badai Matahari Baru Saja Hantam Bumi, Ini yang Terjadi