TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan internet di Papua, khususnya wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura serta sekitarnya, mengalami gangguan sejak Jumat, 30 April 2021, karena adanya perbaikan kabel optik bawah laut. Hal itu menyebabkan transportasi dan usaha online di sana terkena dampaknya.
Hari Suroto, yang bekerja di Balai Arkeologi Papua, menceritakan bahwa selama lima hari matinya jaringan internet itu membuat aktivitas ekonomi terganggu.
“Terutama pelaku usaha UMKM market place lokal sangat terganggu, pendapatan berkurang banyak, jasa kurir antarbarang, juga pendapatan menurun,” ujar dia melalui pesan SMS, Selasa malam, 4 Mei 2021.
Saat ini, kata Hari, dirinya hanya menggunakan fitur telepon dan pesan SMS untuk berkomunikasi. “Itu pun masih sering gagal.”
Selain itu, gangguan internet juga berdampak pada para pengemudi ojek online dan taksi online. Selama pemadaman internet tersebut, mereka tidak bisa lagi mendapatkan penumpang melalui aplikasi.
“Mereka hanya melayani pelanggan melalui pesan SMS atau telepon biasa. Pendapatan mereka juga berkurang drastis,” tutur Hari.
Hari berharap jaringan internet di Papua segera diperbaiki, terutama jaringan kabel optik bawah laut. Menurutnya, perlu dicarikan solusi lain selain dengan penggunaan jaringan optik bawah laut.
“Apalagi Oktober 2021 nanti bakal ada event besar, Papua jadi tuan rumah PON XX. Tentu saja itu bisa membuat pelanggan ojek dan taksi online akan meningkat,” ujar dia.
Secara terpisah, General Manager Network Operation & Quality Management Telkomsel Maluku & Papua, Adi Wibowo menjelaskan gangguan itu terjadi karena adanya pemeliharaan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) PT Telkom ruas Biak-Sarmi.
Adi mengatakan Telkomsel bersama PT Telkom Indonesia akan mempercepat pemulihan layanan internet tersebut. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan di wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan sekitarnya,” tutur Adi.
Baca:
Telkomsel Sebut Jaringan Internet di Papua Mati Karena Perbaikan Kabel Optik