TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X membeberkan situasi Covid-19 di wilayahnya menjelang Lebaran tahun ini. “Kondisi krisis masih sering terjadi meskipun PPKM Mikro diterapkan ketat,” kata Sultan di Yogyakarta, Kamis 6 Mei 2021.
Sultan menuturkan, pada libur Lebaran kali ini, pemerintah DIY mendukung penuh keputusan pemerintah pusat melarang mudik antar provinsi. Dukungan berkaca pada kenaikan jumlah kasus yang terjadi di sejumlah momen sepanjang tahun lalu.
Sultan membeberkan pada 2020, tercatat ada tiga periode libur panjang yang mengakibatkan kenaikan mobilisasi masyarakat dan berakibat pada penambahan kasus Covid-19 di DIY. Pertama terjadi usai libur Tahun Baru Islam 20-23 Agustus. Peningkatan jumlah kasus sebesar 65,31 persen dan tingkat kematian mingguan sebesar 42,11 persen.
Peningkatan selanjutnya sebesar 92,75 persen terjadi usai periode liburan Maulid Nabi 28 Oktober hingga 1 November. Tingkat kematian mingguan naik sebesar 108 persen atau lebih dari dua kali lipat.
Periode ketiga terjadi usai masa liburan Natal 2020 dan tahun baru 2021 yakni 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021. Jumlah kasus infeksi meningkat 82,40 persen dan tingkat kematian mingguan sebesar 170 persen.
"Adanya kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 lantas membuat DIY perlu melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” kata dia.
Periode awal pemberlakuan PPKM di DIY dilaksanakan pada 11-25 Januari 2021. Berikutnya, DIY menerapkan kebijakan PPKM Mikro berbasis dari micro-lockdown dengan menitikberatkan partisipasi RT/RW sebagai lingkup terkecil untuk turut mengontrol dan menjaga warga maupun pendatang yang masuk ke wilayahnya.
Rentang penerapan PPKM Mikro ini adalah dua minggu setiap periodenya. Total sudah terdapat 7 kali periode kebijakan PPKM Mikro yang telah diterapkan di DIY mulai 26 Januari 2021 hingga 5 Mei 2021.
Penerapan PPKM Mikro ini, memang terbukti dapat menurunkan jumlah kasus Covid-19 secara signifikan di DIY. Tercatat sejak 9 Februari 2021 hingga 19 April 2021, kasus aktif Covid-19 turun sebesar 12,93 persen dari 6.055 menjadi 4.557 kasus.
Selama rentang tersebut, persentase kesembuhan juga naik sebesar 12,81 persen menjadi 85,24% dan tingkat bed occupancy rate di rumah sakit turun sebesar 18,5 persen. Meski demikian, hingga awal Mei 2021 ini di wilayah DIY ternyata masih tercatat 9 RT masuk zona merah Covid-19 dan 21 RT masuk zona oranye.
“Kondisi krisis masih sering terjadi meskipun PPKM Mikro secara ketat, sehingga penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat harus ditingkatkan,” kata dia sembari meminta partisipasi warga di tingkat RT/RW untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.