TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tidak ditemukan varian virus Covid-19 asal India di wilayahnya. “Per laporan hari ini, yang dari India belum ada. Yang mash ada itu yang B.1.1.7 dari Inggris,” kata dia, di Bandung, Jumat 7 Mei 2021.
Ridwan Kamil mengatakan, virus Covid-19 pasti bermutasi. Sebelum munculnya varian baru dari luar negeri, dia menyebutkan, sudah ada empat varian mutasi virus Covid-19 di Indonesia. “Jadi mau nyebut istilah apa pun pasti ada-ada saja. Sebelum ada istilah dari India atau dari Inggris, sudah ada empat tipe virus Covid-19 yang berbeda,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, saat ini di Jawa Barat ada dua zona merah yang mesti ekstra waspada. Keduanya adalah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Dia menginstruksikan upaya beralih dari zona merah dalam satu minggu ke depan.
Ridwan Kamil mengatakan, tren penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Barat relatif menurun. Indikator diklaimnya terlihat dari tingkat keterisian rumah sakit yang saat ini hanya 36 persen.
"Karena rata-rata dari 2020, keterisian rumah sakit itu 50-60 persen, panik 80 persen, sekarang hanya 36 koma sekian persen,” katanya sambil menambahkan ketiadaan kasus klaster penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Barat. “Per laporan minggu ini, tidak ada istilah klaster pesantren, klaster pasar, klaster industri. Sudah tidak ada. Mudah-mudahan terus begitu,” kata dia.
Ridwan Kamil meminta masyarakat ikut menjaga tren turunnya penyebaran Covid-19 ini dengan mematuhi larangan mudik. "Pengalaman membuktikan tiap kita libur panjang yang tidak terkendali maka (keterisian) rumah sakit melompat ke 80 persen, kasus juga naik,” kata dia.
Sebelulmnya, Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah provinsi diminta mengawasi dan melakukan pengecekan terhadap keberadaan orang-orang asing. Alasannya, mereka berpotensi membawa mutasi virus. "Surat perjalanan yang menyatakan negatif juga tidak selalu realitanya negatif juga,” kata dia menambahkan.