Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Qatar, Vaksin Pfizer Efektif Jinakkan Virus Covid-19 Paling Berbahaya

Reporter

image-gnews
Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Qatar menemukan bukti terkuat yang pernah didapat tentang kemampuan vaksin Covid-19 yang ada saat ini dalam melawan varian baru SARS-CoV-2. Termasuk varian itu adalah B.1.351 yang pertama teridentifikasi di Afrika Selatan dan terkenal dengan karakter hasil mutasi yang membuatnya mampu menghindari respons antibodi tubuh.

Orang-orang yang telah dua kali disuntik (dua dosis) vaksin Pfizer di negara itu disebutkan 75 persen lebih kebal daripada mereka yang belum divaksinasi. Dua dosis itu bahkan hampir 100 persen efektif melindungi penerimanya dari kasus gejala infeksi yang parah.

Dalam laporan yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine1 pada 5 Mei lalu, tim penelitinya merujuk efektivitas vaksin melawan SARS-CoV-2 varian B.1.315. Ini karena varian itulah yang ditemukan mendominasi dalam gelombang kedua wabah Covid-19 di negara tersebut. Varian itu sendiri kini tercantum bersama varian asal Inggris dan Brasil sebagai variant of concern dalam daftar yang dibuat WHO.

Hasil penelitian di Qatar juga melambungkan teknik mRNA, seperti yang digunakan Pfizer dan Moderna, sebagai senjata potensial untuk bisa menghadang varian-varian virus corona yang paling berbahaya. "Kami memiliki cara untuk mengendalikan setidaknya kasus-kasus infeksinya yang bergejala parah--dan ini seharusnya bisa diterapkan pula pada pencegahan penularan," kata Laith Jamal Abu-Raddad, epidemiolog di Weill Cornell Medicine—Qatar di Doha, yang memimpin penelitian itu, pada pekan lalu.

Para peneliti di Afrika Selatan mengidentifikasi SARS-CoV-2 varian B.1.351 pada akhir tahun lalu. Studi di laboratorium menunjukkan varian ini memiliki mutasi yang membuatnya mampu meliuk dari antibodi tubuh. Uji klinis juga mengungkap kalau sejumlah vaksin Covid-19 berkurang efektivitasnya saat berhadapan dengan varian ini.

Pada bulan lalu, Pfizer sebenarnya telah mengumumkan klaim efektivitas vaksinnya melawan B.1.351 lewat sebuah uji klinis pada kelompok kecil pasien di Afrika Selatan. Tapi belakangan angka efektivitasnya diragukan karena dari 800 pasien dalam uji klinis itu hanya 6 dalam kelompok plasebo yang terinfeksi varian itu.

Dalam versi penelitiannya, Jamal dan timnya menganalisis puluhan ribu kasus Covid-19 sejak program vaksinasi dimulai di Qatar akhir Desember 2020 hingga yang terakhir pada akhir Maret lalu. Hasil sekuensing genom yang dilakukan memperlihatkan varian B.1.1.7 asal Inggris awalnya lebih dominan daripada B.1.351, sebelum kemudian porsinya berimbang sejak pertengahan Februari.

Jamal dkk memperbandingkan tingkat infeksi Covid-19 pada mereka yang sudah divaksin dengan yang belum sama sekali. Tim peneliti mendapati vaksinasi Pfizer dua dosis membuat seseorang lebih kebal 90 persen dari infeksi oleh varian B.1.1.7 yang lebih mudah menular. Hasil yang sama disebutkan pernah datang dari Israel dan Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah gambar kombinasi menunjukkan laki-laki dengan kostum tradisional mengendarai kuda di Souq Waqif, setelah berjangkitnya virus corona, di Doha, Qatar 12 Maret 2020 dan Souq terlihat sepi dari warga di tengah kekhawatiran penyebaran penyakit 17 Maret 2020. REUTERS/Stringer

Sedang dari sekitar 1.500 kasus infeksi karena varian B.1.351 pada mereka yang sudah menerima vaksin, hanya 179 kasus yang terinfeksi setelah dua minggu suntikan kedua. Dari mereka semua yang sudah divaksinasi dua dosis juga tak didapati kasus Covid-19 bergejala parah, apakah itu karena varian B.1.1.7 maupun B.1.351.

"Kalaupun ada yang masih terinfeksi, mereka tidak akan sampai membutuhkan perawatan di rumah sakit apalagi menyebabkan kematian," kata Jamal.

Dia memberi catatan, dua orang meninggal karena Covid-19, infeksi virus B.1.351. Tapi, Jamal menambahkan, dua kasus itu diyakini berasal dari infeksi yang terjadi sebelum suntikan kedua diberikan."Jika setahun lalu, saya pernah mengatakan kalau kita akan memiliki efektivitas 75 persen menghadapi varian paling berbahaya, hasil yang sekarang pasti dinilai amat sangat bagus," katanya.

NATURE | DOHANEWS

Baca juga:
Covid-19 India: Sejuta Follower Tak Mampu Selamatkan Nyawa YouTuber Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi APD di Kemenkes, 2 Tersangka Ditahan Hari Ini

1 hari lalu

Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Budi Sylvana (kanan) memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024. Budi Sylvana diperiksa sebagai tersangka dan belum menjalani penahanan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 mencapai Rp3,03 triliun di Kementerian Kesehatan tahun anggaran 2020-2022. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi APD di Kemenkes, 2 Tersangka Ditahan Hari Ini

KPK menahan dua dari tiga tersangka korupsi APD di masa pandemi Covid-19. Audit BPKP menyebut ada kerugian negara sebesar Rp 319 miliar.


Cerita Edy Rahmayadi Baru Jadi Gubernur Sumut Ditagih Bayar Utang Rp 1,7 Triliun

2 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (tengah) berjalan menuju ruangan pemeriksaan kesehatan di RSUD Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 30 Agustus 2024. Edy-Hasan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat maju pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024. ANTARA/Yudi Manar
Cerita Edy Rahmayadi Baru Jadi Gubernur Sumut Ditagih Bayar Utang Rp 1,7 Triliun

Edy Rahmayadi berkisah soal utang Rp 2,7 triliun yang harus dibayar Pemprov Sumut saat ia baru menjabat pada 2018 silam.


KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ahmad Taufik dalam Dugaan Korupsi Alat Pelindung Diri Covid-19

4 hari lalu

Juru bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, memberikan keterangan pers, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 24 September 2024. Tessa mengatakan, pada rapim KPK sudah diambil keputusan laporan klarifikasi yang dibuat oleh Kaesang. Namun, saat ini hasilnya belum bisa diumumkan karena masih ada proses administrasi yang harus dilengkapi. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ahmad Taufik dalam Dugaan Korupsi Alat Pelindung Diri Covid-19

Ahmad Taufik menjadi salah satu tersangka dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri Covid-19 di Kementerian Kesehatan.


Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

5 hari lalu

Tanaman ketepeng cina yang bernama latin Cassia alata linn punya banyak khasiat obat. (Facebook Taman Buah)
Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

Dari bahan baku kosmetik sampai bantu ikan zebra tumbuhkan kembali ekornya yang diamputasi, berikut ragam khasiat ketepeng cina paparan peneliti BRIN.


Dunia Mengutuk Serangan Israel ke Lebanon, Kemenlu Iran: Tindakan Gila yang Membahayakan

8 hari lalu

Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon selatan, 23 September 2024. Militer Israel mulai melancarkan serangan baru terhadapi Hizbullah di Lebanon, setelah mengidentifikasi bahwa kelompok tersebut tengah bersiap untuk menyerang Israel, kata juru bicara militer. REUTERS/Aziz Taher
Dunia Mengutuk Serangan Israel ke Lebanon, Kemenlu Iran: Tindakan Gila yang Membahayakan

Kecaman internasional terhadap serangan Israel ke Lebanon terus meningkat, para pemimpin dunia mengecam serangan yang telah menewaskan ratusan orang.


WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

10 hari lalu

Petugas kesehatan Kongo berkonsultasi dengan pasien yang diduga terkena mpox di pusat perawatan di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan lonjakan kasus cacar monyet atau Mpox di beberapa negara Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat. REUTERS/Arlette Bashizi
WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

Lebih dari 800 orang meninggal diduga karena mpox di penjuru Afrika. Setelah Kongo, Burundi saat ini bergulat dengan cacar monyet


3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

12 hari lalu

Tupperware. shutterstock.com
3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

Tupperware dan beberapa anak usahanya mengajukan permohonan pailit


Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

14 hari lalu

Kalala, seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox, duduk pada hari ketiga perawatannya di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. REUTERS/Justin Makangara
Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

Cacar monyet monkeypox (Mpox) salah satu penyakit yang disebabkan infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Apa gejalanya?


Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

14 hari lalu

Seorang perawat mempersiapkan ruangan isolasi khusus pasien positif terjangkit cacar monyet atau mongkeypox (Mpox) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai, Riau, Sabtu 31 Agustus 2024. Pihak RSUD Dumai menyediakan empat ruangan isolasi khusus penyakit cacar monyet (Mpox), mempersiapkan peralatan medis dan obat-obatan serta tenaga kesehatan untuk merawat pasien yang terjangkit penyakit itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.


WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

15 hari lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza