TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Irlandia mematikan seluruh sistem jaringan teknologi informasi pada layanan kesehatan, Jumat 14 Mei 2021, waktu setempat. Langkah itu menyusul serangan ransomware yang 'signifikan' oleh hacker dan menyebabkan terganggunya tes Covid-19 dan layanan pasien lain.
Berdasarkan keterangan yang dirilis Pemerintah Irlandia, kelompok kriminal siber internasional bertanggung jawab untuk serangan itu. “Ini bukan ulah agen spionase, hanya geng kriminal siber yang mengejar uang," kata Menteri Negara untuk Pengadaan Barang/Jasa Publik dan Pemerintahan Elektronik Irlandia, Ossian Smyth.
Perdana Menteri Micheál Martin menegaskan, Irlandia tidak akan membayar uang tebusan yang diminta. Menurut Financial Times, Pemerintah Irlandia mendapat pesan agar tebusan dibayar dalam bitcoin. Serangan diperkirakan mempengaruhi data di server pusat sistem kesehatan nasional. Belum ada laporan yang menyebut kebocoran data pasien.
Layanan Kesehatan Irlandia mengumumkan pemadaman jaringan sistem IT pada Kamis. Lewat akun di media sosial Twitter, langkah itu disebutkan sebagai antisipasi demi melindungi jaringan itu dari serangan hacker.
Menteri Kesehatan Stephen Donnelly mengakui serangan sangat terasa pada layanan kesejahteraan sosial dan kesehatan di negara itu pada Jumat. Namun, dia menambahkan, layanan darurat tetap beroperasi normal. Dia juga menegaskan kalau program vaksinasi Covid-19 termasuk yang tetap berjalan dan tak terganggu.
Serangan di Irlandia ini berselang kurang dari seminggu setelah insiden serangan ransomware serupa di Colonial Pipeline, yang menyebabkan satu jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat lumpuh (offline). Kabarnya, perusahaan membayar tebusan hampir $5 juta atau sekitar Rp 71 miliar kepada kelompok hacker untuk bisa memulihkan sistemnya kembali online.
THE VERGE
Baca juga:
Tips Teknologi: 4 Langkah Mencegah Serangan Ransomware