TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya di India, kasus infeksi virus corona Covid-19 meledak di Asia dan Pasifik. Sepanjang dua pekan terakhir tercatat penambahan lebih dari 5,9 juta kasus baru dari kawasan ini. Angka tersebut jauh lebih besar daripada angka dari kawasan lain di dunia digabung seluruhnya.
Federasi Palang Merah Dunia mengungkap data itu dan memperingatkan ledakan kasus bisa membuat ambruk layanan rumah sakit dan sistem kesehatan negara-negara di kawasan yang dimaksud. Mereka menyebutkan tujuh dari sepuluh negara di dunia yang mencatat lonjakan jumlah kasus baru paling cepat hingga dua kali lipat ada di Asia Pasifik.
"Laos hanya perlu 12 hari untuk mencapai lonjakan itu, dan angka infeksi terkonfirmasi di India berlipat ganda kurang dari dua bulan untuk menjadi lebih dari 23 juta kasus," bunyi pernyataan Palang Merah, Kamis 13 Mei 2021.
Palang Merah mengutip angka dari dari Our World in Data versi University of Oxford bahwa ada lebih dari 5,9 juta kasus baru Covid-19 di Asia Pasifik dalam dua minggu. Angka pastinya diyakini bisa lebih besar lagi.
"Covid-19 meledak di seluruh wilayah Asia, membuat rumah sakit dan layanan kesehatan penuh sesak. Jumlah mereka yang terkonfirmasi positif di Asia selama dua minggu ini lebih banyak daripada di Amerika, Eropa dan Afrika digabung seluruhnya," kata Direktur Palang Merah Asia Pasifik Alexander Matheou.
Sejumlah negara yang pernah dipuji di gelombang pertama pandemi pun kini tak lepas dari lonjakan tersebut. Thailand, misalnya, pada akhir April lalu, telah melaporkan 65 ribu kasus Covid-19, dua kali lebih banyak daripada sebulan sebelumnya. Per 1 Mei lalu negara ini telah mengeluarkan kewajiban menggunakan masker secara nasional dan melarang restoran menerima pengunjungnya makan di tempat.
Di Vietnam, kasus penularan lokal virus corona varian India ditemukan pada akhir April lalu. Segera setelahnya bar dan karaoke ditutup, acara-acara besar dibatalkan, dan berlaku kewajiban menggunakan masker di tempat-tempat umum. Pelanggaran dipastikan diberi sanksi.
Malaysia sejak Senin lalu juga mengumumkan lockdown nasional hingga 7 Juni mendatang setelah apa yang disebut gelombang ketiga pandemi di negeri itu. Di Kamboja, catatan kasus Covid-19 kumulatif nasionalnya melonjak dari hanya 500 pada Februari menjadi 10 ribu akhir April lalu, bahkan 21 ribu per pertengahan Mei ini.
9NEWS | XINHUA | ASIA.NIKKEI
Baca juga:
Virus Corona Varian Inggris dan Afrika Selatan Telah Menyebar di Malaysia