Israel juga memiliki berbagai sistem pertahanan rudal lainnya termasuk Arrow untuk melawan rudal balistik dan David's Sling untuk kemampuan pertahanan menengah. Namun, Iron Dome, dianggap paling penting untuk menghadapi serangan dari Hamas.
Sistem pencegat dan penghancur rudal jarak pendek Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Israel—perusahaan pertahanan milik negara bersama dengan Industri Dirgantara Israel. Pembangunannya sebagian didanai Amerika Serikat, yang total menyumbang $5 miliar untuk proyek tersebut.
Iron Dome pertama kali digunakan 10 tahun lalu untuk mencegat proyektil yang ditembakkan oleh Hamas dari Gaza. Perkembangannya dipercepat setelah perang selama sebulan dengan Hizbullah, gerakan Lebanon yang didukung oleh Iran, pada 2016 dan konflik dengan Hamas tiga tahun kemudian.
Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute for Defense and Security Studies menjelaskan sebagian besar dari kesuksesan Iron Dome adalah karena sistem radar canggihnya. Iron Dome mampu menentukan dengan cepat roket mana yang akan datang menyerang dan mendarat tanpa bahaya di tanah terbuka. Militer Israel mengatakan itu 90 persen efektif.
Karena dirancang untuk melawan roket jarak pendek dan bergerak lebih lambat, rudal yang digunakannya relatif kecil dan murah dibandingkan dengan yang digunakan di pertahanan udara lainnya. “Berbeda dari sistem rudal Patriot Amerika, dengan pencegat berharga antara $40-100 ribu,” kata Bronk, seperti dikutip Irish Times.
Pemerintahan Obama meningkatkan pendanaan Amerika Iron Dome sebagian untuk menunjukkan dukungan bagi Israel. Tapi, itu juga diharapkan akan membantu mencegah konflik meningkat.
Saat ini, ketika bentrokan Israel-Hamas memasuki minggu kedua, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam, mengecam Hamas yang menyebut serangan misilnya sebagai 'kejahatan perang ganda'. Dia menyatakan bahwa Hamas membunuh beberapa orang Israel dan bersembunyi di belakang warga sipil Palestina, dan Israel membalasnya secara efektif.
“Hingga saat ini, jumlah korban tewas dalam konflik baru Israel-Palestina telah meningkat menjadi 132 orang,” kata dia.
REPUBLIC WORLD | IRISH TIMES | NEW YORK TIMES
Baca juga:
Soal Masjid Al Aqsa Sempat Hilang Dilarang di Instagram, Ini Penjelasannya