TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Udara Amerika Serikat telah melakukan uji terbang perdana Skyborg Autonomy Core System (ACS) berteknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Dalam pengujiannya, jenis pesawat nirawak atau drone yang diproyeksikan sebagai jet tempur nirawak itu mampu terbang selama 2 jam 10 menit di atas Florida dan Teluk Meksiko.
Brigjen Dale White, pejabat eksekutif untuk program pesawat tempur masa depan di Pusat Manajemen Daur Ulang Angkatan Udara, AU AS, puas atas hasil uji yang disebutnya keberhasilan versi awal dari sistem Skyborg. “Ini adalah langkah pertama dalam maraton pertumbuhan progresif teknologi Skyborg,” ujar dia, seperti dikutip Daily Mail, 14 Mei 2021.
Drone lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Tyndall di Florida pada 29 April 2021. Angkatan Udara Amerika Serikat baru mengumumkan pencapaiannya minggu lalu. “Penerbangan awal ini memulai kampanye eksperimentasi yang akan terus mengembangkan ACS dan membangun kepercayaan pada sistem,” kata White.
Skyborg ACS merupakan kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk bertindak sebagai otak bagi drone. Teknologi ini memungkinkannya untuk melakukan operasi tanpa campur tangan manusia.
Dilengkapi kendaraan taktis Kratos UTAP-22 sebagai peluncurnya, Skyborg mendemonstrasikan kemampuan penerbangan dasar dan menanggapi perintah navigasi, sambil bereaksi terhadap pagar geografis. Pesawat nirawak ini mampu mendemonstrasikan manuver terkoordinasi.
Rencananya, Angkatan Udara AS akan merilis armada drone Skyborg untuk beroperasi bersama jet tempur berawak. Skyborg akan menjalankan misi yang bila dijalani oleh pilot manusia akan sangat berisiko. "Menggunakan sistem ini bukan hanya mesin yang bisa melesat, tapi juga akan meningkatkan kemampuan bertahan pilot," tulis Popular Mechanics.
Skyborg juga mengurangi biaya untuk militer—menggunakan satu drone tanpa tentara adalah setengah dari biaya penerbangan yang diujicobakan. Dan dapat mengirim drone pada saat-saat tertentu akan meningkatkan kemampuan operasi, serta membiarkan grup segera menjalankan misi.
Brigjen Scott Cain yang bertindak sebagai agen pelaksana untuk misi uji terbang Skyborg ACS menjelaskan, pengujian dilakukan untuk mengadaptasi orang-orang dan kemampuan timnya dalam mendukung teknologi yang berkembang pesat ini. Menurut Cain, menjalankan tes ini dengan aman dan menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memajukan teknologi adalah inti dari apa yang timnya lakukan.
Pengujian itu juga membuka jalan bagi jet tempur masa depan yang dipiloti kecerdasan buatan (AI) untuk terbang di langit.
DAILY MAIL | POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Ganti F-16, Amerika Pertimbangkan Jenis Jet Tempur Ini Selain F-35