TEMPO.CO, Bandung - Tim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperingatkan potensi hujan ekstrem di Maluku dan Papua mulai Senin ini, 24 Mei 2021. Masyarakat setempat perlu mewaspadai dan meningkatkan kesiapsiagaaan terhadap potensi hujan persisten (menerus) yang akan terjadi hingga 2-3 hari mendatang.
Menurut anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan LAPAN, Erma Yulihastin, ada beberapa faktor yang berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di kawasan Maluku dan Papua pada pekan ini. Prediksi yang dibuat berdasarkan Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) menyebut potensi hujan persisten atau terus menerus itu dapat terjadi di Ambon, Maluku, dan Papua bagian utara.
Prediksi memperhitungkan pembentukan pusat tekanan rendah dengan pola vorteks di utara Papua yang telah terjadi sejak Jumat lalu. Karena ada pusat tekanan rendah itu, angin dari selatan ke wilayah Sulawesi mengalami pembelokan ke arah timur laut. “Kondisi ini memicu terbentuknya pusaran angin di sekitar laut Banda yang bertahan hingga beberapa hari mendatang,” ujarn Erna lewat keterangan tertulis, Senin 24 Mei 2021.
Dampak lainnya yaitu pertumbuhan awan konveksi yang meluas mulai dari perairan bagian selatan hingga utara di Maluku dan Papua. Secara global, pusat pertumbuhan awan juga terjadi karena pecahnya daerah konvergensi atau Intertropical Convergence Zone (ITCZ) ganda yang selanjutnya berkembang menjadi pusat–pusat konveksi di beberapa wilayah, seperti utara Sumatera, utara Kalimantan, Maluku dan Papua, serta Samudera Pasifik.
Menurut prediksi SADEWA-LAPAN, potensi peningkatan hujan secara persisten di sekitar Ambon Maluku, Papua Barat seperti Fak-fak dan Manokwari, juga Papua bagian selatan dan utara dapat terjadi hingga 24 Mei 2021 terutama pada siang hingga malam.
Peningkatan hujan di wilayah Maluku-Papua menurut tim Lapan, juga dipengaruhi oleh aktivitas MJO fase 4 yang memicu peningkatan angin baratan dan pembentukan awan konveksi di bagian timur wilayah Indonesia. Selain itu ada suplai kelembapan tinggi yang terkonsentrasi di sekitar Maluku dan Papua.
“Kondisi ini turut mendukung potensi peningkatan hujan ekstrem dan angin kencang di Maluku-Papua,” kata Erma lagi.
Baca juga:
Angin Kencang Jebol Jembatan Kaca di Cina, Video Wisatawan Terjebak Viral