TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, sebuah video di mana ada telur di dalam telur yang ramai di aplikasi Tiktok. Menanggapi video viral ini, Prof Niken Ulupi, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) jelaskan fenomena tersebut secara ilmiah.
Menurutnya, fenomena tersebut bisa saja terjadi. Secara keilmuan, keberadaan telur di dalam telur disebut dengan double yolk. Double yolk adalah ketidaknormalan proses pembentukan sebutir telur, di mana ada dua sel telur (ovum) yang terovulasi secara bersamaan atau hampir bersamaan.
Normalnya, kata Niken hanya ada satu ovum yang terovulasi. Ovum tersebut diproses di dalam saluran reproduksi pada unggas atau disebut oviduk, yang terdiri dari beberapa bagian. Kemudian, ovum yang telah terovulasi ini mendapat tambahan putih telur kental atau albumen serta mendapat tambahan cairan garam-garam mineral, selaput telur, kerabang atau cangkang. Setelah semua proses ini terjadi, terbentuklah sebutir telur yang utuh.
Telur akan dikeluarkan dari tubuh induk unggas dalam waktu 24 hingga 25 jam. Setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk, akan terjadi ovulasi ovum berikutnya sekitar 15-40 menit kemudian.
“Yang menyebabkan proses pembentukkan telur tidak normal sehingga terjadi kasus double yolk adalah faktor genetik dan faktor manajemen [yang membuat unggas petelur panik dan stress] sehingga gerakan peristaltik saluran reproduksinya tidak normal,” urai dosen IPB Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan ini, dikutip dari laman resmi IPB, Senin 24 Mei 2021.
Menurut Niken, kasus double yolk ini bermacam-macam. Pertama, dua ovum terovulasi secara bersamaan. Akibatnya, ditemukan dua kuning telur yang posisinya persis berdempetan di dalam satu butir telur. Kemudian, ada dua ovum yang terovulasi pada waktu yang hampir bersamaan. Kondisi seperti ini bisa ditemukan dalam satu butir telur dengan posisi kedua kuning telurnya yang tak berdempetan, tetapi sudah ada batas putih telur. Kemungkinannya, bisa jadi posisi kedua kuning tersebut juga sudah ada batas selaput telur bahkan kerabang telur. Sekalipun kerabangnya belum terlalu tebal dan keras.
Niken menjelaskan, telur double yolk aman untuk dikonsumsi asalkan dihasilkan oleh induk unggas yang sehat dan disimpan dalam tempat bersih.” Semua unggas, ayam misalnya, berpeluang menghasilkan telur double yolk. Frekuensinya yang berbeda, tergantung faktor genetik dan manajemen pemeliharaannya, " lanjutnya.
Walaupun telur double yolk dinyatakan aman untuk dikonsumsi, Niken menegaskan agar kejadian double yolk diminimalkan, terlebih pada unggas pembibit. Telur tersebut tak bisa ditetaskan. Di dalam proses penetasan, ada seleksi telur tetas, salah satunya seleksi bobot telur. Bobot telur sekitar 55 sampai 65 gram per butir. Apabila melebihi 65 gram perbutir, maka dikhawatirkan telur tersebut memiliki dua kuning telur.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Ada Larangan Mudik, Pengusaha Mengeluh Harga Telur di Peternak Anjlok