Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Drone Bawah Laut Hamas di Konflik Israel-Palestina, dari Mana Asalnya?

Reporter

image-gnews
Seorang tentara Israel berdiri di atas kapal angkatan lautnya saat berpatroli di Laut Mediterania di lepas pantai selatan Israel saat pertempuran Israel-Gaza berkecamuk, Rabu, 19 Mei 2021. Israel menembakkan artileri ke sasaran di Lebanon setelah empat roket diluncurkan ke Israel dari wilayah Lebanon beberapa hari sebelumnya. REUTERS/Amir Cohen
Seorang tentara Israel berdiri di atas kapal angkatan lautnya saat berpatroli di Laut Mediterania di lepas pantai selatan Israel saat pertempuran Israel-Gaza berkecamuk, Rabu, 19 Mei 2021. Israel menembakkan artileri ke sasaran di Lebanon setelah empat roket diluncurkan ke Israel dari wilayah Lebanon beberapa hari sebelumnya. REUTERS/Amir Cohen
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Video yang dirilis militer Israel, IDF, pada Senin 17 Mei 2021, menunjukkan kemampuan pejuang Palestina menggunakan persenjataan drone bawah laut atau Unmanned Underwater Vehicle (UUV). Drone diduga dimuati bahan peledak hingga 30 kilogram dengan sasaran rig di atas ladang gas alam di wilayah laut Israel.

Dalam video itu, IDF menunjukkan kemampuannya mendeteksi drone tersebut dan menghancurkannya tak lama setelah drone berada di air. IDF menyebut UUV itu berukuran cukup besar dan diangkut di atas mobil menuju lokasi peluncurannya. Ukuran UUV itu diperhitungkan bisa memuat bahan peledak hingga sebanyak 50 kilogram.

UUV yang dihancurkan di perairan pantai di Gaza sebelah utara itu bukan satu-satunya yang dimiliki sayap militer Hamas. Kepala Staf Angkatan Laut Israel Mayor Jenderal Eli Sharvit mengakui kalau Hamas masih memiliki sejumlah senjata itu meski sebagian telah berhasil dihancurkan oleh pertahanan laut dan pantai Israel.

Pertanyaannya adalah, dari mana UUV itu berasal? Menurut pemberitaan media di Israel, UUV itu hasil modifikasi dari drone bawah laut komersial.

Seperti diketahui, UUV komersial diproduksi dan dijual di banyak negara. Kegunaannya adalah pemetaan bawah laut, termasuk jaringan pipa ataupun struktur dasar laut. UUV juga biasa digunakan saat survei kelautan, pemantauan lingkungan, dan misi peencarian dan penyelamatan.

Adapun UUV militer bisa untuk menanam ranjau di laut dalam, meluncurkan torpedo dan rudal, atau misi serangan bunuh diri. UUV Gaza dimaksudkan sebagai yang terakhir: senjata sekali pakai, meledak bersama muatannya.

Pemberitaan yang ada melaporkan UUV yang digunakan Hamas sepenuhnya robotik. Tapi itu sepertinya kurang tepat karena operator masih mengendalikannya dari pinggir pantai. Ini seperti yang ditunjukkan oleh video kedua IDF sepekan lalu yang menunjukkan sebuah mobil melaju meninggalkan lokasi peluncuran UUV pascaledakan.

Mobil dan orang di dalamnya akhirnya berakhir sama dengan UUV, dibom Israel karena dianggap ancaman.

Hamas diketahui telah membeli wahana nirawak, di udara maupun laut. Di antaranya adalah Drone Ababeel1, pertama digunakan di Gaza pada 2014. Drone ini adalah bikinan Mohamed Zouari, seorang perekayasa dirgantara dari Tunisia yang bekerja untuk sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Zouari mengerjakan dan menguji drone itu di Sfax, Tunisia, dan belakangan mengirimnya pula ke Iran. Sang insinyur ahli drone dan UUV ini kemudian ditemukan terbunuh di dalam mobil, di depan rumahnya di Sfax pada 15 Desember 2016. Saat itu usia Zouari 49 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejauh ini kemampuan drone dan UUV Hamas memang dikenal masih di tingkat generasi pertama yang membutuhkan operator dalam fungsinya. Tapi kemampuan itu diyakini bakal cepat berkembang. Salah satu alasannya adalah Iran--pemasok terbesar persenjataan Hamas--yang telah memiliki kapasitas untuk produksi UUV yang sepenuhnya robotik.

Gaza UCAV Drone buatan Iran. youtube.con

Satu contoh kemampuan rudal dan drone tempur bawah laut Iran adalah yang digunakannya ketika menyerang instalasi minyak Arab Saudi di Khurais dan Abqaiq pada September 2019. Rudal dan UUV diduga bekerja otonom dengan tingkat akurasi mencapai target yang juga meningkat.

Drone Bawah Laut, atau UUV Iran. hisutton.com

Iran juga tercatat pernah melakukan serangan diduga menggunakan UUV pada Mei 2019. Drone dengan peledak meluncur ke empat kapal tanker minyak di Pelabuhan Fujairah di Uni Emirat Arab. Menurut laporan yang ada, serangan menggunakan UUV yang disebut Azhdar atau Naga. Penampakannya mirip torpedo--panjang 8 meter--tapi melesat lebih lambat.

UUV Azhdar dianggap siluman dan baterai yang digunakan memberi drone ini kemampuan berenang hingga 24 jam sambil membawa 200 kilogram bahan peledak.

TIMES OF ISRAEL | HAARETZ | ASIA TIMES

Baca juga:
Hamas Versus Israel, Ribuan Roket Lawan Iron Dome

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

59 menit lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

2 jam lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

3 jam lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

6 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

9 jam lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

15 jam lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

17 jam lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

17 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Setelah Berbicara dengan AS, Israel Siap Serang Rafah dalam Waktu Dekat

18 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Setelah Berbicara dengan AS, Israel Siap Serang Rafah dalam Waktu Dekat

Israel kabarnya telah menyediakan puluhan ribu tenda untuk warga sipil Palestina yang akan dievakuasi dari Rafah dalam beberapa minggu mendatang.


Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

20 jam lalu

Tentara Israel berdiri di perbatasan dengan Gaza, ketika truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan menunggu untuk memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.