TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan seismograf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat aktivitas kerumunan gempa atau swarm di kawasan Danau Toba atau Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, sejak Januari lalu masih berlanjut hingga bulan ini. Kerumunan gempa adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, kedalaman dangkal, namun sering di wilayah sangat lokal.
Sejauh ini BMKG belum bisa memastikan pemicu aktivitas gempa itu. "Kalau dari posisi sebaran gempanya, bukan Sesar Sumatera. Masih kami teliti lebih detil penyebabnya kerumunan gempa ini," kata Dimas Sianipar, staf BMKG yang sedang menempuh pendidikan di TIGP Earth System Sciences, Academia Sinica & National Central University, Taiwan, lewat akun media sosialnya, Senin 24 Mei 2021.
Aktivitas terkini dari swarm earthquake Samosir terekam jaringan seimograf BMKG di antaranya pada 24 Mei lalu. Saat itu kekuatannya dicatat memiliki Magnitudo 2,3 dan seperti kebanyakan aktivitas gempa sebelumnya, guncangannya tak cukup untuk bisa dirasakan masyarakat.
Meski tak banyak yang bisa dirasakan, Dimas menegaskan penelitian pemicu tetap dilakukan. "Mitigasi bencana memang harus terus kita suarakan," katanya sambil menambahkan, pemantauan yang lebih rinci dilakukan oleh BBMKG Wil-1 Medan (PGR-I) bersama UPT BMKG di Sumatera Bagian Utara.
Sebelumnya, BMKG melaporkan kalau sepanjang 23 Januari - 20 April tahun ini sudah tercatat sebanyak 63 kali gempa lemah di Samosir. Magnitudo terkuat sebesar 3,9 yang terjadi pada 15 Maret 2021 dengan kedalaman 5 kilometer. Sedang yang terlemah terekam 0,8 M dengan kedalaman 2 kilometer pada 19 April lalu.
BMKG saat itu juga telah mengimbau masyarakat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tidak panik dan khawatir dengan fenomena kerumunan gempa yang terdeteksi sedang terjadi. Menurut BMKG, kerumunan gempa pernah terjadi beberapa kali, di antaranya di Klangon, Madiun, Jawa Timur, pada Juni 2015; Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, pada Desember 2015; dan Mamasa, Sulawesi Barat saat November 2018.
Pada beberapa kasus gempa kerumunan, kerumunan gempa banyak terjadi karena proses-proses kegunungapian atau vulkanik. Hanya sedikit, menurut BMKG, yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik murni. Belum jelas pula apakah swarm di Samosir ini dipicu aktivitas vulkanik gunung purba yang letusannya telah menghasilkan Danau Toba, danau kaldera terbesar di dunia tersebut.
Baca juga:
BMKG dan Kominfo Telusuri SMS 'Ngaco' Peringatan Dini Tsunami 4 Juni