TEMPO.CO, Bandung - Banjir bandang menyergap Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung. Kejadian pada Selasa, 1 Juni 2021, menjelang tengah malam itu merendam dengan cepat puluhan rumah hingga warga mengungsi ke rumah tetangga. Beberapa bangunan juga rusak dan seorang warga terluka.
Menurut warga setempat Iwan Setiawan, hujan deras mengguyur desa itu sekitar pukul 19.30 hingga 21.00 WIB. Warga yang tengah istirahat dikejutkan dengan banjir bandang setelah tanggul jebol pada pukul 23.10 WIB di RT 03 RW 01. “Volume air Sungai Cisungalah sangat besar,” katanya, Rabu, 2 Juni 2021.
Penghuni rumah yang terjebak banjir di dalam rumah dievakuasi oleh warga lainnya. Menurut Iwan, semua warga selamat dan tidak ada yang hilang. Namun ada seorang kakek yang harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa tembok roboh saat membawa cucunya ke tempat aman. Sampai Rabu pagi tadi di lokasi masih tergenang limpasan air sungai tanpa tanggul.
Iwan mengatakan warga dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tim SAR, relawan, dan pemadam kebakaran Kabupaten Bandung bergotong royong membersihkan dampak banjir. Selain lumpur, pepohonan di pinggir sungai seperti bambu juga terbawa masuk ke dalam pemukiman. “Tanggul jebol hampir setiap tahun terus berulang tapi lokasinya beda-beda di RW ini,” ujarnya.
Tanggul jebol pada tahun lalu sampai merobohkan dua rumah. Kali ini, kata Iwan, warga yang terdampak banjir bandang leih banyak karena daerahnya tergolong permukiman padat. Tanggul yang jebol itu berukuran sekitar 20 meter setinggi 3 meter. Berdasarkan pendataan sementara, lebih dari 40 rumah yang dihuni sekitar 500 jiwa terdampak banjir.
Kondisi tanggul di daerah itu, menurut Iwan, sudah mengkhawatirkan. Adapun aliran air dari hulu ketika hujan sering besar. Sebelum kejadian, sempat ada rencana untuk normalisasi Sungai Cisungalah. “Normalisasi harus besar-besaran karena kondisi sungai sudah menyempit dan dangkal,” kata dia.
Namun rencana normalisasi itu tertunda karena beberapa warga yang terdampak menolak dengan alasan kompensasinya dinilai belum jelas. Solusinya kata Iwan, untuk sementara waktu pemerintah menguatkan tanggul dari tanah menjadi tembok agar lebih stabil, mencegah banjir bandang terulang
Baca juga:
Gempa di Bandung Menjelang Tegah Malam di Bandung, Ini Penjelasan BMKG