TEMPO.CO, Jakarta - Peru pada awal pekan ini telah merevisi angka kematian Covid-19 di negara itu dan menjadikan totalnya berubah hampir tiga kali lipat. Angkanya saat itu langsung melompat dari 69.342 menjadi 180.764 dan menempatkan Peru sebagai negara dengan tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia berdasarkan data Johns Hopkins University.
Selama ini Peru memang telah dikenal berada di antara negara-negara Amerika Latin yang terdampak pandemi Covid-19 paling buruk. Rumah sakit-rumah sakitnya dijejali pasien dan kebutuhan untuk oksigen menyebabkan ketersediaannya menipis.
Para ahli telah sejak lama memperingatkan kalau angka kematian yang sebenarnya jauh lebih besar daripada yang diumumkan secara resmi oleh kantor statistik di negara itu. Terbukti, revisi kemudian dilakukan dan diumumkan pada Senin 31 Mei 2021.
Pemerintah setempat berdalih minimnya jumlah testing membuat sulit mengkonfirmasi ada atau tidak infeksi virus Covid-19 pada setiap kasus kematian yang ada.
Sebelum revisi diumumkan di Peru, data Johns Hopkins University menempatkan Hungaria sebagai negara dengan data kematian Covid-19 per kapita terburuk di dunia. Per Senin lalu, jumlah korban meninggal di negara Eropa timur itu mencapai 300 dari setiap 100 ribu penduduk.
Dengan revisi yang dilakukannya, Peru kini mencatatkan 500 kematian per 100 ribu penduduk, atau paling tinggi di dunia. "Kami berpikir wajib mengumumkan informasi terbaru ini," kata Perdana Menteri Peru Violeta Bermudez dalam pengumuman tersebut.
Di Amerika Latin, Brasil memiliki jumlah kematian Covid-19 terbesar yakni lebih dari 450 ribu jiwa selama pandemi ini. Tapi, berdasarkan jumlah populasinya, angka kematian per kapita di Peru kini tercatat lebih dari dua kali lipat di Brasil.
Per artikel ini dibuat, Kamis pagi 3 Juni 2021, jumlah kematian Covid-19 di Peru tercatat sebanyak 184.507 jiwa.
REUTERS | NEW SCIENTIST
Baca juga:
Sebelum di Wuhan, Covid-19 Sudah Ada di Italia pada Oktober 2019?