Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profesor di UGM Jawab BMKG Soal Prediksi Gempa Besar

image-gnews
Ilustrasi gempa. REUTERS
Ilustrasi gempa. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan alat yang mereka kembangkan tak pernah dirancang untuk mendeteksi gempa kecil. Pernyataan itu untuk menjawab keraguan sebagian kalangan atas presisi metode alat dan klaim keberhasilan prediksi gempa yang sudah mereka umumkan.

Keraguan di antaranya datang dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang menyodorkan catatan bahwa klaim prediksi gempa tim peneliti itu hanya untuk gempa dengan Magnitudo kurang dari 5,3. BMKG tak terkesan dengan klaim itu karena menilai peluang kejadian gempa yang disebutnya kecil-kecil seperti itu di wilayah Indonesia sangat tinggi.

BMKG, seperti diketahui, selama ini menyatakan belum ada teknologi yang mampu memprediksi kejadian gempa bumi. Riset panjang yang sudah dilakukannya pun belum ada yang memberikan hasil konsisten. Oleh karena itu BMKG menantang tim dari UGM membuat prediksi gempa-gempa besar untuk bisa meyakinkannya.

Menjawab tantangan dan keraguan itu, Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa UGM, Sunarno, membenarkan bahwa gempa-gempa berkekuatan kecil lebih sering terjadi daripada yang besar. Dia juga tak membantah penilaian lebih mudah memprediksi gempa-gempa yang lebih kecil atau lemah.

Tapi, justru gempa-gempa kecil itu yang diaku Sunarno dihindari untuk dideteksi alat EWS yang dikembangkannya. "Alat ini kami rancang hanya untuk mendeteksi gempa dengan kekuatan di atas 4,5 Skala Richter,” katanya kepada TEMPO, Kamis 3 Juni 2021.

Pengajar dan pemilik gelar profesor di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM itu menuturkan, gempa-gempa kecil sengaja diabaikan oleh alat itu karena dianggap terlalu banyak noise yang justru mengganggu kerja alat. “Kalau di atas 4,5 skala richter itu secara empiris sudah terbukti terbaca lebih jernih gejalanya melalui alat ini,” katanya lagi.

Alat menerapkan teknologi triangulasi untuk mengunci gejala kejadian gempa bumi. Cara kerjanya, alat itu mengandalkan sensor untuk membaca perilaku air sumur dan tekanan gas radon dalam tanah. Dua indikator itu akan mengirimkan algoritma pesan ke server aplikasi yang dibuat tim secara berkala setiap tiga menit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dua indikator itu yang sekarang kami pakai untuk mendeteksi gempa di DIY, dan ternyata tiga hari sebelum gempa terjadi, gejalanya berhasil dibaca lewat alat itu," kata Sunarno yang juga turut merancang early warning sistem untuk memantau kondisi Gunung Merapi itu.

Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi terjadinya gempa bumi 1-3 hari sebelumnya. Kredit: ugm.ac.id

Terhadap tantangan membuat prediksi gempa besar, Sunarno menjawabnya dengan harapan bisa menyebar lebih banyak alat yang dikembangkannya tersebut. Saat ini, menurut profesor yang juga pernah tergabung dalam tim pengembang roket nasional Kementerian Riset dan Teknologi itu, alat belum bisa terlalu fokus karena baru tertanam di DIY sebanyak lima titik.

"Hanya saja setiap kali alat itu memberi laporan air sumur dan gas radon naik, beberapa hari berikutnya pasti terjadi gempa di titik sepanjang Aceh hingga NTT," kata dia.

Baca juga:
BMKG dan Kominfo Telusuri SMS Ngaco Berisi Peringatan Gempa 8,5 M danTsunami

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

5 jam lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

Pendaftaran beasiswa Amartha STEAM Fellowship telah dibuka pada 27 Maret hingga 15 Juni 2024.


BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

7 jam lalu

Suasana hujan yang mengguyur kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Januari 2022. Badan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi curah hujan tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan 2021 lalu. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi hujan disertai petir dan angin kencang di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Barat siang atau sore.


Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

9 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Dalam peringatan dini cuaca BMKG 28-30 Maret 2023 tampak daftar wilayah berpotensi hujan lebat terus berkurang dari hari ke hari.


Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

9 jam lalu

Pengungsi korban banjir bersiap meninggalkan posko pengungsian di gedung DPRD, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Maret 2024. Sebanyak 3.756 jiwa pengungsi korban banjir Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus mulai dipulangkan ke daerah asal secara bertahap, karena banjir sejak (13/3/2024) yang merendam 126 desa di 13 kecamatan yang mengakibatkan 131.703 jiwa terdampak dan13.027 jiwa diantaranya mengungsi tersebut mulai surut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

21 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

23 jam lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

FMIPA UGM dan Asean Nagoya Club (ANC) Japan menjalin kerja sama yang memungkinkan lulusan bekerja di Jepang.


BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). TEMPO/Tony Hartawan
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 28 - 29 Maret 2024.


Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

1 hari lalu

Delman melintasi banjir di Jalan Raya Gading Kirana, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

Sebagian besar wilayah di Indonesia masih berpotensi hujan maupun hujan lebat hari ini, Kamis 28 Maret 2024, menurut peringatan dini cuaca BMKG.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

2 hari lalu

Tangkapan layar pergerakan dua bibit Siklon Tropis 98S dan 90W yang dirilis BMKG, Jumat 7 April 2023. (ANTARA/HO-BMKG)
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.


Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

3 hari lalu

Lokasi pusat gempa di Majalengka, Jawa Barat. Foto : X
Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.