TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi tektonik bermagnitudo 3,0 mengguncang sebagian wilayah Sukabumi, Sabtu siang, 5 Juni 2021. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat waktu kejadiannya pada pukul 12.47 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami karena bersumber di darat.
Berdasarkan gambaran peta tingkat guncangan BMKG dan laporan dari masyarakat, dampak gempa itu terasa di daerah Sukaraja dan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Skala intensitas gempanya menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho lewat keterangan tertulis, mencapai III MMI.
Skala III MMI berarti getaran gempa bumi terasa oleh warga di dalam rumah seperti ada truk yang melintas. Sejauh ini dilaporkan tidak ada dampak kerusakan bangunan.
Sumber gempa berada pada koordinat 6.95 LS dan 106.97 BT. “Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 5 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat,” ujarnya, Sabtu, 5 Juni 2021. Adapun sumber gempanya berkedalaman 3 kilometer.
BMKG menggolongkan sebagai gempa bumi dangkal. “Akibat aktivitas Sesar Cimandiri,” kata dia. Hingga pukul 13:15 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Sebelumnya menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Sesar Cimandiri punya mekanisme yang sama seperti Sesar Citarik, yaitu sesar geser atau mendatar mengiri (sinistral strike slip). Orientasi sesarnya pun hampir mirip.
Sesar Cimandiri memiliki orientasi timur timur laut-barat barat daya, memanjang dan tersegmentasi dalam 5 bagian mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.
Sejarah gempa menunjukkan bahwa baik Sesar Cimandiri maupun Sesar Citarik sama-sama sudah beberapa kali memicu terjadinya gempa merusak di wilayah Kabupaten Sukabumi pada 1879, 1900, 1912, 1969, 1973, 1982, 2000, 2011, 2012, dan 2020.