TEMPO.CO, Kudus - Lonjakan kasus covid-19 di Kudus sudah terdeteksi setidaknya sejak 25 Mei 2021 lalu. Kala itu, Bupati Kudus Hartopo telah menggelar rapat penanganan Covid-19 di Command Center Dinas Kominfo pada Selasa 25 Mei 2021.
Dalam rapat tersebut, Hartopo telah meminta rumah sakit untuk menambah ruang perawatan sehingga siap menghadapi lonjakan pasien covid-19. “Rumah sakit juga harus siap untuk menambah ruang isolasi ataupun ruang penanganan. Untuk nakes, kita siapkan relawan,” kata Hartopo seperti dikutip Tempo dari laman Pemprov Jateng 6 Juni 2021.
Hartopo menyoroti aktivitas warga serta berbagai aktivitas masyarakat di tempat wisata dan di pusat-pusat perekonomian yang masih perlu meningkatkan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Bagi warga yang menggelar hajatan, agar membatasi jumlah dan makanan ditaruh di keranjang (hampers) saja. “Jika makan di tempat, maka pihak kepolisian akan membubarkan,” kata Hartopo.
Sehari kemudian, setelah menggelar rapat penanganan Covid-19, Hartopo meninjau sejumlah lokasi yang akan dijadikan tempat isolasi. Hotel Graha Colo, rusunawa, Balai Diklat, Asrama Akbid, dan Hotel King.
Hartopo menjelaskan terdapat 400 tempat tidur yang siap digunakan untuk isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan. Pemerintah juga akan menambah SDM relawan kesehatan.
“Sudah kita koordinasikan bersama DKK, direktur rumah sakit dan universitas terkait tenaga relawan,” ujarn Hartopo saat meninjau tempat pemusatan isolasi di Rusunawa Bakalankrapyak dan Asrama Akbid, Rabu 26 Mei 2021.
Hartopo mengaku lonjakan kasus Covid-19 di Kudus ini sesuatu yang tidak terprediksi. Pasalnya, ribuan pemudik yang terpantau melalui proses screening dan tes antigen, hanya didapati tiga kasus positif.
Menurut Hartopo, penyebaran virus terjadi karena aktivitas masyarakat di dalam wilayah ketika lebaran. “Justru ini yang menjadi masalah dari dalam wilayah sendiri. Ketika anjangsana ke rumah sanak saudara, ketika ngobrol tidak pakai masker. Ini yang menjadi potensi penularan,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akhirnya turun tangan memantau penanganan Covid-19 di Kudus. Ia mengaku sudah mengontak Bupati Kudus dan meminta laporan secara harian. “Ini sedang kami pantau terus,” katanya di rumah dinas, Jumat 28 Mei 2021.
Kala itu, Ganjar mengatakan penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kudus akan dibantu oleh Pemerintah Kota Semarang. Sehingga bila layanan kesehatan di Kudus tidak mampu, maka akan dibawa ke Kota Semarang. Demikian pula dengan penambahan tenaga kesehatan dan perawat. “Kami juga komunikasi intens dengan Mendagri, Menkes, terkait hal ini. Kami pelototin terus,” katanya.
Ganjar turut melakukan sidak penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus pada Senin 31 Mei 2021. Selain sejumlah layanan rumah sakit dan tempat isolasi, Ganjar juga melakukan pengecekan ke Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
Desa yang dikunjungi Ganjar itu termasuk daerah zona merah. Sebab di desa itu, ada satu RT, yakni RT 5 RW 1, yang jumlah kasus positifnya cukup banyak, mencapai 11 kasus. Dari 11 orang positif Covid-19 itu, satu orang di antaranya bahkan meninggal dunia.
Namun lonjakan kasus Covid-19 di Kudus tak kunjung bisa direm. Hingga akhirnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terbang ke Semarang menemui Ganjar Pranowo.
Budi Gunadi Sadikin secara khusus menemui Ganjar Pranowo, di rumah dinas Puri Gedeh Semarang, Sabtu 5 Juni 2021. Secara langsung, Budi meminta Ganjar melakukan pendampingan pada Bupati Kudus Hartopo, dalam penanganan lonjakan Covid-19.
Menurut Budi Gunadi perlu adanya peningkatan kesiapan Pemkab Kudus dalam pananganan lonjakan kasus Covid-19. “Maka saya minta Pak Ganjar membantu. Beliau kan pembina, jadi bisa mendukung Bupati Kudus kalau tekanannya terlalu banyak. Kadang-kadang bupati pusing mesti ngapain, tapi kalau ada kakaknya, maka dia tenang. Sebagai kakak, Pak Gub bisa membantu backup,” ujarnya seperti dikutip Tempo dari laman Pemprov Jateng, Minggu 6 Juni 2021.
SABAR ALIANSYAH PANJAITAN | LUAILIYATUL MAHMUDAH
Baca juga: Budi Gunadi Minta Ganjar Dampingi Bupati Kudus Tangani Lonjakan Kasus Covid-19