TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan kasus mukormikosis dilaporkan sebanyak lebih dari 9.000 kasus di India pada Mei 2021 di tengah pandemi Covid-19. Mukormikosis dapat ditemukan di seluruh dunia, tapi kasus yang terbanyak dilaporkan di India. Prevalensi tahunan dilaporkan sebesar 10.000 kasus dan jumlah kasus total diperkirakan 171.504.
Mukormikosis adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan golongan Mucormycetes (Rhizopus spp, Mucor spp, Rhizomucor spp, Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp, dan Lichtheimia). Istilah black fungus, yang sering dipakai, tidak tepat karena Mucormycetes bukanlah kelompok jamur hitam (Dematiaceae).
“Penanganan mukormikosis, termasuk pada pasien Covid-19, harus dilakukan secara komprehensif,” ujar Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Anna Rozaliyani, dalam acara virtual Temu Media FKUI Peduli Covid-19, Jumat, 4 Juni 2021.
Dia menerangkan, penanganan yang sebaiknya dilakukan adalah diagnosis dini yang tepat dengan pemeriksaan mikologi (laboratorium khusus jamur), lalu pembedahan untuk membersihkan luka atau membuang jaringan terinfeksi. Kemudian, pemberian obat antijamur, yaitu amfoterisin B, isavukonazol, atau posakonazol.
Selain itu, termasuk juga pengendalian faktor risiko, contohnya mengendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes dan membatasi penggunaan kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem imun.
Sementara untuk mencegah mukormikosis, khususnya pada pasien Covid-19 adalah dengan meningkatkan kewaspadaan klinis/ketelitian dokter sebagai langkah awal diagnosis. “Membatasi dan melakukan seleksi penggunaan obat yang berpotensi menurunkan imunitas, termasuk kortikosteroid, anti-interleukin (misalnya tocilizumab), dan lain-lain,” tutur Anna.
Pencegahan lainnya, pengendalian kadar gula darah atau status diabetes pasien, dan menjaga kebersihan fasilitas di rumah sakit (peralatan medis, sistem air, dan filtrasi udara). Waspadai juga pertumbuhan jamur pada dinding ruangan yang disebabkan kebocoran.
Jika ada pekerjaan renovasi/konstruksi di rumah sakit, Anna juga meminta agar dipastikan pemisahan dari pasien dengan risiko tinggi, misalnya ruangan hematologi/onkologi.
Selain itu, ada juga upaya lain untuk pencegahan mukormikosis dengan pengendalian faktor lungkungan. Misalnya, menghindari area dengan banyak debu, misalnya lokasi konstruksi bangunan, penggalian; atau bila terpaksa berada di sana, maka kenakan masker khusus (respirator N95).
Kemudian, menghindari kontak langsung dengan bangunan yang rusak karena air, banjir, atau bencana alam. Dan menghindari aktivitas kontak dekat dengan tanah atau debu (termasuk berkebun), atau menggunakan alat pelindung diri yang baik pada saat berkebun atau aktivitas sejenis, misalnya: memakai celana dan baju lengan panjang, sarung tangan, dan lain-lain.
“Membersihkan luka dengan baik terutama jika terkena tanah atau debu, serta menghindari konsumsi obat—misalnya deksametason atau kortikosteroid jenis lain—tanpa resep atau petunjuk dari dokter,” kata Anna.
Anna yang juga yang juga anggota perhimpunan dokter paru Indonesia juga menekankan bahwa istilah black fungus atau infeksi jamur hitam di India tidak tepat. Karena, menurut dia, itu merupakan kasus mukormikosis. “Walaupun jamur ini menyebabkan kelainan jaringan berwarna kehitaman.”
Baca:
Survei Antibodi, Covid-19 di Indonesia Hampir 40 Kali Lipat Data Kemenkes