Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Kata Guru Besar Teknik Sipil Undip Soal Bencana Banjir di Indonesia

Reporter

image-gnews
Warga menerobos jalan yang tergenang banjir,  di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Senin, 8 Februari 2021. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir dengan ketinggian hingga 170 centimeter yang merendam 13 desa di kecamatan Mejobo, Jati dan Undaan lebih dari sepekan akibat curah hujan tinggi serta meluapnya sungai Lusi dan Wulan itu menyebabkan sebanyak 17.614 jiwa terdampak dan 4.420 rumah terendam serta 576 warga mengungsi. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Warga menerobos jalan yang tergenang banjir, di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Senin, 8 Februari 2021. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir dengan ketinggian hingga 170 centimeter yang merendam 13 desa di kecamatan Mejobo, Jati dan Undaan lebih dari sepekan akibat curah hujan tinggi serta meluapnya sungai Lusi dan Wulan itu menyebabkan sebanyak 17.614 jiwa terdampak dan 4.420 rumah terendam serta 576 warga mengungsi. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah air khususnya penyebab bencana banjir merupakan hal yang belum juga terselesaikan di Indonesia. Bencana banjir masih sering terjadi di sejumlah kota di Indonesia kala curah hujan sangat tinggi.

Guru Besar Teknik Sipil UNDIP Suharyanto mengatakan permasalahan pengelolaan sumber daya air (SDA) terdiri dari permasalahan pokok, yaitu too much, too little, too dirty, too far, dan untimely. Masalah ini juga sering disebut sebagai bencana hidro-meteorologi seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Di Indonesia masalah terkait air terus terjadi tiap tahun secara silih berganti, dan ini mengindikasikan bahwa pengelolaan sumber daya air masih belum seperti yang diharapkan.

Mengenai masalah air tersebut, Suharyanto menawarkan konsep pengelolaan banjir yang tepat diterapkan di banyak sungai-sungai di hulu yang bermeander (berkelok-kelok) melalui Kolam Detensi Tapal Kuda (KDTK).

KDTK adalah infrastruktur tampungan berupa kolam detensi (horse shoe detention pond) yang sangat tepat untuk dibangun pada lokasi tanah meander berbentuk tapal kuda (horse shoe) yang biasanya labil dan secara terus menerus mengalami permasalahan erosi atau gerusan tebing di tikungan luar dan sedimentasi di tikungan dalam.

Suharyanto juga menyampaikan alasan dari idenya tersebut pada sebuah pidato ilmiah berjudul “Menjaga Kelestarian Sumber Daya Air”pada Sidang Terbuka Senat Akademik Undip, di Gedung Prof Soedarto SH Tembalang Semarang, Jumat, 4 Juni 2021 lalu.

Menurutnya, kalau membangun bendungan besar kan sangat kompleks. Karena perlu pembebasan lahan, memperhatikan jenis tanah dan lain sebagainya, sedangkan jika dengan kolamdetensi karena skalanya lebih kecil maka masyarakat pun dapat ikut serta dalam pembuatan dan pengelolaannya.

KDTK ini juga lebih efektif dibandingkan membangun bendungan karena dapat mengurangi beban air sejak di hulu sehingga bisa mengurangi risiko banjir. Mengingat kelokan-kelokan sungai sebagian besar berada di hulu, sehingga sangat mungkin KDTK ini sudah mengurangi beban banjir sejak di hulu. Dengan demikian, risiko banjir di wilayah hilir yang penduduknya padat dapat dikurangi.

Cara kerja kolam detensi ialah menahan air dalam jangka waktu tertentu sambil menunggu waktu yang tepat untuk dikeluarkan kembali. Pada saat banjir, air nantinya akan dibelokkan ke kolam detensi sehingga beban air yang masuk ke sungai utama berkurang. Jadi semakin banyak kolam detensinya, beban air penyebab banjir yang dikurangi juga semakin besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suharyanto juga mengatakan pengembangan beberapa forum kerjasama dan koordinasi seperti TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air), GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air), Jejaring Sumber Daya Air Indonesia (JSDAI) ke level yang lebih mikro penting untuk dilakukan mengingat tingkat mikro adalah ujung tombak keberhasilan pengelolaan sumber daya air terpadu.

Kemudian upaya yang bisa dilakukan dan mencakup keseluruhan pilar pengelolaan seperti konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air yaitu pembangunan infrastruktur tampungan (storage) yang dibangun secara partisipatif dan dalam skala mikro. Nantinya permasalahan too much, too little, too far, dan untimely water dapat dikelola dengan penyediaan, pengelolaan dan pengoperasian infrastruktur tampungan yang sesuai. Setidaknya mampu meminimalisir dampak bencana banjir.

TEGUH ARIF ROMADHON

Baca: Bencana Banjir di Pekanbaru Ratusan Rumah Terendam Air Hingga 15 Meter

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

10 jam lalu

Pengungsi korban banjir bersiap meninggalkan posko pengungsian di gedung DPRD, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Maret 2024. Sebanyak 3.756 jiwa pengungsi korban banjir Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus mulai dipulangkan ke daerah asal secara bertahap, karena banjir sejak (13/3/2024) yang merendam 126 desa di 13 kecamatan yang mengakibatkan 131.703 jiwa terdampak dan13.027 jiwa diantaranya mengungsi tersebut mulai surut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.


Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ditinggikan Antisipasi Banjir Rob

10 jam lalu

Petugas pelabuhan Tanjung Emas Semarang memantau kapal pesiar Silver Whisper berbendera Eropa yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Kamis, 29 Februari 2024. Budi Purwanto
Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ditinggikan Antisipasi Banjir Rob

Tanggul atau lining dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang ditinggikan untuk mengantisipasi banjir rob menjelang arus mudik lebaran.


Pendaftar Terbanyak Kedua, Undip Terima 3.055 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2024

22 jam lalu

Kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. TEMPO/ Budi Purwanto
Pendaftar Terbanyak Kedua, Undip Terima 3.055 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2024

Undip menempati peringkat kedua jumlah pendaftar jalur SNBP 2024, yakni 34.658 peserta.


Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

1 hari lalu

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa
Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.


Jembatan Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta Dioperasikan H-5 Lebaran, Polisi: Atasi Kemacetan

1 hari lalu

Jembatan layang Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta yang akan segera dioperasikan pada H-5 Lebaran 2024. Dok istimewa
Jembatan Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta Dioperasikan H-5 Lebaran, Polisi: Atasi Kemacetan

Jembatan berbentuk setengah daun semanggi ini dibangun di depan pintu masuk serta menghubungkan dua jalan yang mengelilingi Bandara Soekarno-Hatta.


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

1 hari lalu

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

Hingga saat ini tim SAR gabungan baru menemukan lima jasad dari 10 korban yang tertimbun longsor.


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

1 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Jalur Kereta Cilame-Padalarang Longsor Dini Hari, Dua Kereta Sempat Tertahan

2 hari lalu

Petugas menyingkirkan material longsor yang menutup jalur rel kereta api di lintas stasiun Karanggandul-Karangsari, Banyumas, Jateng, Senin 4 Desember 2023. Perjalanan kereta api yang melintas di DAOP 5 Purwokerto, dialihkan memutar melalui Bandung atau Semarang imbas jalur kereta tertutup material longsor akibat curah hujan tinggi pada Senin 4 Desember dini hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Jalur Kereta Cilame-Padalarang Longsor Dini Hari, Dua Kereta Sempat Tertahan

Kereta yang sedianya melintasi lokasi longsor diminta berhenti menunggu proses pembersihan jalur.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

2 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.