TEMPO.CO, Jakarta- Pihak berwenang di Provinsi Guangdong, Cina, sedang melakukan pengujian massal dan telah mengisolasi area untuk mencoba mengendalikan peningkatan kasus Covid-19 di Guangzhou. Kali ini, SARS-CoV-2 varian Delta—yang pertama kali terdeteksi di India dan dikenal sangat menular, ditemukan di negara itu.
Dikutip CNBC, Senin, 7 Mei 2021, pemerintah pertama kali mendeteksi varian Delta yang dilaporkan akhir Mei 2021. Guangzhou, kota berpenduduk lebih dari 15 juta orang dan ibu kota provinsi, telah melaporkan 96 kasus infeksi varian Delta dari lebih dari 100 kasus dalam wabah terbaru ini.
Cina—tempat virus corona pertama kali diidentifikasi tahun lalu—dengan cepat mengendalikan epidemi dan memiliki sangat sedikit kasus selama 12 bulan terakhir. Namun, klaster telah muncul di beberapa bagian negara termasuk kota-kota besar seperti ibu kota Beijing dan pusat keuangan Shanghai.
Kasus-kasus Guangzhou berpotensi lebih mengkhawatirkan karena melibatkan jenis virus corona Delta, yang dapat menyebar dengan sangat cepat.
Seorang wanita berusia 75 tahun di Liwan, sebuah distrik Guangzhou di barat kota, adalah kasus pertama yang dikonfirmasi dari varian Delta pada 21 Mei. Dia mengunjungi sebuah restoran dan akhirnya menginfeksi suaminya. Infeksi terbaru dimulai dari sana dan sejak itu menyebar ke daerah lain di kota.
Liwan, yang masih merupakan distrik yang paling parah dilanda, telah memberlakukan lockdown ketat di jalan-jalan tertentu. Beberapa daerah tidak mengizinkan orang keluar dari zona tertentu dan penduduk tidak diperbolehkan meninggalkan gedung mereka.
Pos pemeriksaan 24 jam telah didirikan untuk memantau pergerakan masuk dan keluar dari area ini. Bahkan restoran dan tempat hiburan juga ikut ditutup.
Namun, virus itu juga telah menyebar ke bagian lain kota dan provinsi. Foshan, sebuah kota di barat daya Guangzhou telah melaporkan kasus tersebut.
Pada 4 Juni, enam anggota keluarga yang sama di distrik Nansha di Guangzhou dinyatakan positif terkena virus corona. Pada Minggu, 6 Juni 2021, kasus positif ditemukan di pusat teknologi Cina di Shenzhen, kantor pusat bagi beberapa perusahaan, termasuk Huawei dan Tencent.
Di daerah lain di Guangzhou yang tidak terlalu terpengaruh oleh kasus-kasus terbaru, beberapa restoran dan bar mulai menawarkan menu yang dibawa pulang.
Setelah kasus pertama ditemukan, Guangzhou awalnya melakukan pengujian massal di Liwan yang kemudian meluas ke daerah lain. Di kawasan pusat bisnis, yang dikenal sebagai Kota Baru Zhujiang, penduduk diminta untuk mengikuti tes di lokasi dekat apartemen mereka antara Jumat dan Minggu lalu.
Salah satu situs pengujian tersebut, yang dilakukan di jalan yang penuh dengan bar dan restoran, memiliki antrean besar sejak hari Jumat. Guangzhou melakukan lebih dari 16 juta tes antara 26 Mei dan tengah malam pada 5 Juni.
Di Guangzhou, pihak berwenang telah memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat. Beberapa stasiun metro di kota ditutup. Pihak berwenang telah mendesak orang untuk tidak meninggalkan kota. Tetapi jika penduduk perlu meninggalkan provinsi, mereka harus menjalani tes asam nukleat negatif yang dilakukan dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan mereka. Sebelumnya, wisatawan memiliki waktu 72 jam.
Ratusan penerbangan domestik juga telah dibatalkan dari Bandara Internasional Baiyun Guangzhou.
Virus corona varian Delta diperkirakan 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha atau yang pertama ditemukan di Inggris. Bahkan varian Delta kini menjadi dominan di antara kasus baru Covid-19 di Inggris.
"Angka itu, sekitar 40 persen lebih menular, memang dugaan terbaru yang saya miliki," ujar Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, kepada Sky News, Senin.
Sebelumnya, virus yang dominan di Inggris adalah varian Alpha, yang awalnya dikenal sebagai varian Kent, dan memaksa negara itu melakukan lockdown pada Januari lalu. Kekhawatiran meningkat tentang apakah kemunculan Covid-19 varian Delta yang mengancam tenggat sementara pemerintah pada 21 Juni untuk mencabut lockdown.
CNBC | REUTERS | SKY NEWS
Baca:
Tenaga Kesehatan RSHS Bandung Terpapar Covid-19 Bertambah 23 Orang