TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI akan membeli kapal riset baru dan memperbarui atau melengkapi (retrofit) satu kapal riset termutakhirnya, Baruna Jaya VIII. Pembiayaan untuk semua kebutuhan itu diperoleh melalui pinjaman dari pemerintah Prancis senilai $107 juta atau setara Rp 1,5 triliun.
Penandatanganan perjanjian pembiayaan pinjaman itu dilakukan hari ini, Selasa 8 Juni 2021, antara Direktur Agence Française de Développement (AFD) di Indonesia, Emmanuel Baudran, dan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman. Hadir menyaksikan penandatanganan itu adalah Menteri Kelautan Prancis, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Pelaksana Harian Kepala LIPI.
Dalam keterangan tertulis yang dibagikan menjelang penandatangananan itu, Pelaksana Harian Kepala LIPI, Agus Haryono, menjelaskan proyek berupa pengadaan Kapal Riset Multiguna (Multi-Purposes Research Vessel). Ini, kata dia, merupakan upaya dalam menjawab kebutuhan infrastruktur untuk membangun riset kelautan nasional. “Saat ini enam armada penelitian yang ada di Indonesia secara umum membutuhkan perbaikan guna memenuhi standar internasional," kata dia.
Ke depan, dengan program pembiayaan penjaman ini, Agus menjanjikann, penggunaan dan pengelolaan armada kapal-kapal riset yang ada akan dilakukan secara terbuka dan profesional serta bisa dimanfaatkan bersama lembaga lainnya. "Sehingga fasilitas riset yang ada menjadi enabler dalam menciptakan ekosistem riset kelautan nasional,“ kata Agus.
Ia menambahkan, LIPI memiliki kekuatan dan kemampuan dalam melaksanakan riset keanekaragaman hayati, salah satunya yang bersumber dari kekayaan hayati laut. Dia menunjuk dokumen ‘Foresight Riset Kelautan 2020–2035' oleh Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang dijadikan dasar dalam kebijakan riset kelautan nasional.
Kepala Pusat Pemanfaatan Inovasi dan Iptek LIPI, Yan Rianto, menerangkan pemanfaatan dana pinjaman yang direncanakan selama lima tahun ini tidak hanya untuk retrofit dan pembangunan kapal baru. Tapi, juga akan dimanfaatkan untuk membangun kapasitas sumber daya manusia armada kapal riset, yang terdiri dari para peneliti dan fleet management.
"Diharapkan, setelah dilakukan investasi besar-besaran ini armada kapal riset dapat secara optimal melayani kebutuhan riset nasional, baik kebutuhan yang berasal dari dalam maupun luar negeri,” kata Yan.
Rencananya, agenda penandatanganan hari ini akan dilanjutkan dengan kunjungan Menteri Kelautan Perancis ke Dermaga Pelabuhan Nizam Zachman, Jakarta, pada Rabu 9 Juni 2021. Di dermaga itulah kapal riset Baruna Jaya VIII bersandar. Kapal penelitian oseanografi LIPI ini yang akan direnovasi menggunakan pinjaman pembiayaan.
Baca juga:
Kapal Selam KRI Nanggala-402: Upaya Pengangkatan Sudah Berakhir